Beranda Artis Yuni, Film Berbahasa Daerah Banten Tayang Perdana di Toronto International Film Festival...

Yuni, Film Berbahasa Daerah Banten Tayang Perdana di Toronto International Film Festival 2021

 

BANTEN – Film Yuni karya sutradara Kamila Andini bakal tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 Program Platform dan berkompetisi bersama tujuh film terpilih lainnya dari sejumlah negara. Kepastian penayangan film Yuni tampil di TIFF 2021 diumumkan di situs resmi TIFF.

Film produksi Fourcolours Film yang diproduseri IFA Isfansyah ini mengambil setting di daerah Banten serta dialog antar tokohnya berbahasa Jawa dan Sunda Banten. Selain artis nasional, film ini juga melibatkan banyak pemain dan kru lokal dari Banten. Untuk penggarapan film ini, para artis menjalani pelatihan dialek bahasa daerah Banten.

Pemeran dalam film ini di antaranya Arawinda Kirana, Kevin Ardialova, Dimas Aditya, Nova Eliza, Asmara Abigail, Marissa Anita, Muhammad Khan, Neneng Risma, Vania Aurell, Boah Suca, Anne Yasmin, Toto ST Radik, Nazla Thoyib, Rukman Rosadi.

Yuni merupakan proyek film yang telah dipersiapkan sejak tahun 2017.Penggarapan film ini juga bekerja sama dengan Akangka Film Asia (Singapura), Manny Films (Perancis), dan Kedai Film (Indonesia).

Produksi film YUNI juga mendapat dukungan pendanaan dari Infocomm Media Development Authority (IMDA), Singapore Film Comission.

Kamila Andini kerap menggunakan bahasa daerah di nusantara dalam beberapa filmnya. Ia beralasan menggunakan bahasa daerah di Banten karena film panjang dengan bahasa daerah Banten sangatlah minim bahkan nyaris tidak ada.

Dini mengatakan budaya di Indonesia sungguh kaya, kekayaannya semua tersimpan dalam bahasa dan kesusastraannya. “Saya rasa penting untuk sebuah film yang dibuat dan berlatar belakang di daerah Banten untuk memakai bahasa ibunya,” ujarnya, Rabu (11/8/2021).

Kamila Andini mengaku bersyukur film Yuni bisa ikut berkompetisi di TIFF 2021. “Waktu dapat kabar lolos seleksi ini tentu aja bahagia, tapi lebih dari itu saya bersyukur, karena buat saya tidak mudah menyelesaikan film ini di masa pandemi. Semoga ini bisa menjadi semangat baik di masa sulit seperti ini,” paparnya.

Putri dari sutradara kenamaan di Indonesia, Garin Nugroho ini juga menjelaskan lebih jauh tentang apa yang ingin disampaikan lewat film Yuni ini.

“Film Yuni ingin mengajak penonton untuk mendengar cerita-cerita mereka yang tak pernah terdengar. Melihat orang-orang yang tidak terlihat di antara semua hingar bingar kota. Merasakan perasaan-perasaan mereka yang sedang berjuang,” terangnya.

Fillm ini juga bakal tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, meskipun tanggal rilisnya belum dapat dipastikan lantaran melihat situasi di masa pandemi ini.

Kamila Andini dikenal dengan karya film panjangnya yang berjudul “The Mirror Never Lies” yang telah mengelilingi lebih dari 30 festival film termasuk Berlinale, Busan, Edinburgh, Seattle, dan mendapatkan lebih dari 15 penghargaan di sirkuit festival.

Setelah itu, ia menyutadarai dua film pendek, “Sendiri Diana Sendiri” dan “Memoria” yang diputar di Busan dan Toronto Film Festival. Film panjang keduanya, “Sekala Niskala” berkompetisi di sesi Platform di Toronto International Film Festival 2017 dan memenangkan Grand Prix Jury Award di Generation KPlus di Berlinale 2018, serta memenangkan penghargaan sebagai Best Youth Feature Film di APSA 2017, Grand Prix Tokyo Filmex 2017, dan Golden Hanoman JAFF 2017. (Ink/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News