
SERANG – Malam di Kota Serang dihiasi oleh antusiasme yang hangat, sebuah perayaan penuh makna menyambut tahun baru Imlek 2576 Kongzili, Tahun Ular Kayu. Suasana kampung Mangga Dua di kecamatan Kota Baru menjadi saksi, bagaimana masyarakat lintas agama dan budaya berkumpul dalam damai untuk menghormati tradisi luhur umat Buddha.
Hiruk pikuk perayaan dipenuhi oleh sorak kagum saat Liong, naga besar penuh warna yang melambangkan keselamatan dan kemakmuran, menari anggun di tengah dentuman irama gendang.
Diketahui, Liong, bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun, hadir tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai simbol magis yang dipercaya mampu mengusir hal-hal buruk, mendatangkan berkah, dan menghadirkan roh leluhur.
Maya, salah satu pengurus pemuda Tridharma Vihara Metta, menggambarkan betapa pentingnya pelestarian budaya ini. “Liong itu lebih dari sekadar tarian. Ia membawa pesan dari masa lampau, kepercayaan untuk menolak hal jahat dan mendatangkan keselamatan,” ucapnya.
Perayaan Imlek, lanjut Maya, di Kota Serang tidak hanya diisi oleh Liong dan barongsai, tetapi juga berbagai kegiatan religius dan seni budaya yang disiapkan dengan penuh cinta. Dari pemasangan lampion yang menerangi malam hingga pentas seni yang memeriahkan suasana, tradisi ini mengalir seperti alunan doa, menembus batas zaman.
“Nanti malam akan ada kebaktian umum menyambut pergantian tahun, lalu kami menutup rangkaian ini dengan Cap Go Meh, yang memadukan kearifan lokal dan nilai agama Buddha,” tutur Maya, seraya menjelaskan upaya komunitas mereka untuk menjaga tradisi agar tidak tergerus oleh waktu.
Lebih lanjut, istimewa dari perayaan di kampung Mangga Dua adalah harmoni yang terjalin di tengah keberagaman. Ahyat Suhendar, salah satu warga setempat, dengan bangga menyampaikan bahwa umat Muslim turut membantu dan meramaikan perayaan ini.
“Di sini semua rukun. Perayaan Imlek tidak hanya milik umat Buddha, tetapi sudah menjadi milik bersama. Semangat kebersamaan ini yang membuat kita nyaman,” ujarnya penuh syukur.
Tahun Ular Kayu, yang dipercaya membawa semangat tumbuh, membuka diri, dan berinovasi, menjadi pesan penting yang ingin disampaikan melalui perayaan ini.
Dalam keragaman yang menyatu, Kota Serang menunjukkan bagaimana tradisi dan kebersamaan mampu menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan leluhurnya, dengan sesamanya, dan dengan harapan untuk masa depan.
Dan malam itu, di bawah lampion yang bergoyang lembut, doa dan harapan menyatu dalam satu suara, membawa Kota Serang ke tahun baru yang penuh berkah dan kedamaian.
Penulis: Rasyid
Editor: Usman Temposo