KAB. SERANG – Warga Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang bersepakat membangun palang pintu di perlintasan kereta api yang menjadi tempat kecelakaan maut pada beberapa hari lalu. Palang pintu sementara ini dibangun pada Rabu (27/7/2022) malam menggunakan dana swadaya warga.
Pembuatan palang pintu selain sebagai upaya untuk mencegah peristiwa maut serupa juga sebagai solusi dari masyarakat agar jalan perlintasan tidak ditutup. Pasalnya jalan desa itu merupakan akses mobilitas warga setempat dari Kabupaten Serang menuju Kota Serang.
“Solusinya kata orang dari pusat, solusinya masyarakat harus membikin palang pintu itu juga. Intinya ini RT 01 RW 03, yang juga sebelah sana RT 01 RW 02 makanya kita masing-masing bikin palang pintu,” ujar Ketua RT 01 RW 03, Sulaiman pada Kamis (28/7/2022).
Sebelum palang pintu dibuat, pada Selasa (26/7/2022) malam usai kecelakaan maut odong-odong tertabrak kereta, jalan perlintasan sempat ditutup dengan patok besi agar pengendara tidak bisa melintas dikarenakan jalan desa yang menjadi perlintasan itu bukanlah perlintasan yang memiliki perizinan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, pada Rabu (27/7/2022) pagi patok besi tersebut sudah dilepas lantaran digunakan untuk akses warga.
“Masyarakat, bukan saya sebagai RT di sini tapi masyarakat banyak yang membongkar inisiatif ini kan jalan alternatif jalan orang rame ini. Kalau mutar jauh, masa misal kita mau ke Balai Desa sekitar 20 meter dari sini harus mutar ke arah kota kan enggak mungkin. Jalannya udah bagus dan lebar juga, jalan ini tembus ke provinsi ke Polda langsung jadi masa sih sampai ditutup,” tutur Sulaiman.
Senada dengan Sulaiman, Suheri selaku Ketua RT 03 RW 03 mengungkapkan pembangunan palang pintu bersifat sementara untuk mengurangi kecelakaan.
“Ya semua masyarakat bersyukur artinya mengurangi kecelakaan, masyarakat sini suka teriak-teriak kalau ada kereta sebelum ada palang pintu ini,” kata Suheri.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Silebu Ade Sapta Gunaedi membenarkan palang pintu tersebut sudah dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Pembangunan itu merupakan tindaklanjut dari hasil musyawarah pihaknya dengan Kementerian Perhubungan pada Rabu (27/7/2022) lalu.
“Iya sudah dibangun kemarin, itu kan hasil musyawarah dengan Dirjen Kementerian Perhubungan kemarin untuk itu palang pintu dan untuk masalah ini artinya sedang diproses di Dinas Perhubungan Provinsi Banten dan juga pihak KAI,” ujar Ade.
Pembangunan palang pintu swadaya itu, kata Ade, merupakan pembangunan sementara sebelum nantinya Kemenhub memberikan perizinan untuk dibuatkan palang pintu dan pos jaga permanen.
“Kalau ini untuk sementara memang swadaya dulu karena hitungan perizinan dulu tapi udah diketahui oleh Dirjen Kemenhub. Iya (dibangun permanen), mudah-mudahan seperti itu. Kita juga berharapnya seperti itu karena itu sedang dikaji dulu,” kata Ade.
Untuk berapa biaya swadaya yang dihabiskan untuk membangun palang pintu, Ade tidak bisa mengatakan lebih lanjut.
“Ya sementara ini kita swadaya dulu sebelum dibuat secara permanen kita swadaya untuk permasalahan itu dana dari mana saja gitu. Kalau masalah biaya tak terhitung,” ucap Ade.
Ade menjelaskan nantinya palang pintu itu akan dijaga oleh 4 penjaga yang ditugaskan secara bergantian. Petugas penjaga pun berasal dari masyarakat setempat.
“Iya sementara seperti itu, dibutuhkan 4 kanan kiri kan RT nya berbeda. Maksudnya biar ada shift sampai shift 3,” tutup Ade.
(Nin/Red)