Beranda Pemerintahan Warga Miskin di Banten pada September 2024 Mencapai 777,49 Ribu Orang

Warga Miskin di Banten pada September 2024 Mencapai 777,49 Ribu Orang

Beberapa pemulung melintas di jalan protokol di Kota Serang. (Istimewa)

SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyebut jumlah penduduk miskin di Banten mencapai 777.49 ribu orang. Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei profil kemiskinan di Provinsi Banten pada September 2024.

Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar mengungkapkan, dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan metode kebutuhan dasar atau basic needs approach.

BPS menilai, pendekatan itu memandang kemiskinan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan.

“Kebutuhan dasar makanan ini bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan,” kata Faizal dalam press rilis secara daring, Rabu (15/1/2025).

Untuk persentase penduduk miskin pada September 2024 di Banten, lanjut Faizal, yaitu sebesar 5,70 persen atau sebanyak 777.49 ribu orang.

“Jumlah penduduk miskin di Banten pada September 2024, mengalami penurunan sebesar 0,14 persen yaitu sebanyak 14,1 ribu orang dibandingkan pada Maret di tahun yang sama,” ucapnya.

Faizal mengungkapkan, penurunan jumlah penduduk miskin di Banten terjadi di daerah perkotaan dan pedesaan.

“Pada September 2024 jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 5,57 persen dan di pedesaan 6,20 persen,” ungkapnya.

Dijelaskan Faizal, garis kemiskinan selama Maret-September 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,02 persen. Yaitu, dari Rp654.213 per kapita per bulan pada Maret 2024 menjadi Rp667.403 per kapita per bulan pada September 2024.

“Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Pada September 2024, komoditi makanan menyumbang sebesar 72,88 persen pada garis kemiskinan,” jelasnya.

Untuk komoditi yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan, untuk wilayah perkotaan, beras sebesar  17,66 persen, rokok kretek filter 15,48 persen, daging ayam ras 4,09 persen.

Telur ayam ras 4,15 persen, mie instan 2,54 persen. Untuk komoditi non makanan, perumahan 10,07 persen, bensin 4,38 persen, listrik 3,07 persen, pendidikam 1,24 persen dan perlengkapan mandi 1,17 persen.

Baca Juga :  BST dari Provinsi Banten Kembali Tersalurkan di Tangerang

“Untuk wilayah pedesaan, beras 24,48 persen, rokok kretek filter 14,97 persen, daging ayam ras 3,34 persen. Telur ayam ras 3,14 persen dan roti 2,45 persen,” jelas Faizal.

“Untuk komoditi non makanan, perumahan 12,51 persen, bensin 1,92 persen, listrik 1,67 persen, pendidikam 1,23 persen dan perlengkapan mandi 1,01 persen,” sambungnya.

BPS juga menyebut jika garis kemiskinan rumah tangga di Banten menjadi tertinggi secara nasional. Di mana, pada September 2024, satu rumah tangga miskin rata-rata 5,32 anggota rumah tangga.

“Dengan kata lain garis kemiskinan per orangan di Banten yakni Rp667.403. Sedangkan garis kemiskinan rumah tangga sebesar Rp3.550.584 per rata miskin,” tutur Faizal.

Penulis : Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor : Gilang Fattah

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News