TANGERANG – Wahyu Pahroji (28) warga Kampung Pakcoy, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang sukses membuat lukisan berbahan dasar pelepah pisang atau gedebok.
Wahyu mulai membuat lukisan dari pelepah pisang delapan bulan yang lalu. Mantan karyawan di salah satu perusahaan swasta ini sejatinya tidak memiliki dasar seni lukis.
“Dasarnya enggak ada basic melukis, ada beberapa teman seniman mengajak pelajari melukis, hanya saja medianya beda yaitu lukis bakar, lalu saya dikasih alatnya dan coba belajar di rumah, tetapi saya merasa belum cocok di hati,” ujar Wahyu, Jumat (17/11/2023).
Ia pun mencari media lain yang sesuai dengan keinginannya, hingga akhirnya ketemu pelepah pisang. Menurutnya teknik melukis pelepah dengan lukis bakar sama hanya saja yang membedakan di medianya.
“Manfaatkan limbah (pelepah pisang) kan jarang kalau pakai cat kan banyak di Tangerang ini. Pelepah pisang saya cari di kebun-kebun orang, saya minta katanya ambil saja karena memang biasanya juga dibakar dan dibuang,” ujarnya.
Lukisan pelepah pisang pertama karya Wahyu adalah lukisan wajah Presiden RI ke empat KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. “Gus Dur ini salah satu tokoh bangsa idola saya,” ujarnya.
Lukisan kedua Wahyu adalah gambar wajah Lurah Karawaci Syarkawi. Kemudian lukisan pelawak asal Kota Tangerang Azis Gagap dan tokoh-tokoh Kota Tangerang.
Wahyu membutuhkan waktu yang beragam mulai dari satu hingga empat minggu bahkan lebih untuk mengerjakan satu buah lukisan. Namun rekor terbaru, ia mampu membuat lukisan dalam waktu kurang dari seminggu. “Kesulitannya berada diwarna. Gradasi di wajah tanpa setetes tinta, jadi lukisan ini berbahan dasar alam yang dijadikan lukisan,” kata dia.
Wahyu menjamin kekuatan warna lukisan pelepah pisang lebih awet dan tidak luntur. Sebab, warna yang dihasilkan pelepah pisang berasal dari getah pisang yang telah mengering. Begitu juga dengan penggunaan triplek sebagai media lukis diyakini lebih awet dan tahan lama ketimbang media lukis kertas.
Wahyu mengatakan, sampai saat ini ia telah membuat sebanyak 20 lukisan. Karya Wahyu sampai saat ini dikenal dari mulut ke mulut. “Saya mengutamakan kualitas karya seni, karya seni tidak bisa dipaksa” pungkasnya.
(Ril/Red)