SERANG – Sejumlah potongan video erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) beredar di media sosial (medsos) dan WhatsApp Grup. Dalam video menunjukkan seseorang sedang merekam terjadinya letusan tersebut.
“Allahuakbar meletus lagi ya Allah. Ini langsung kejadian dari lokasi. Ya Allah meletus lagi ya Allah bisa dilihat. Baru saja kita saksikan langsung kembali Anak Krakatau meletuskan pada jam 16.30, kita lihat letusannya sangat besar,” kata pria yang merekam letusan GAK dalam video yang diterima BantenNews.co.id pada Sabtu (5/2/2022).
Momen erupsi GAK yang sedang memuntahkan material itu diduga direkam dari sebuah kapal yang sedang melintas tak jauh dari lokasi GAK.
Dalam video juga tampak air laut di sekitar gunung api tersebut berwarna cokelat keruh.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, Deny Mardiono menjelaskan video yang beredar bukan erupsi GAK saat ini. Melainkan video tersebut merupakan dokumentasi tahun 2018 pasca tsunami.
“GAK meletus waktu 2018. Itu juga diambilnya dari kapal TNI AL,” ujar Deny kepada BantenNews.co.id ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat pada Sabtu (5/2/2022).
Deny mengatakan kondisi air laut di sekitar GAK saat ini pun tidak berwarna cokelat seperti yang terekam dalam video tersebut.
“Kondisi air laut sekitar Krakatau saat ini tidak cokelat,” kata Deny.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Sabtu (5/2/2022) GAK kembali mengalami erupsi.
Erupsi tersebut diantaranya terjadi pada pukul 05.32 WIB dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 1.500 meter di atas puncak atau 1.657 di atas permukaan laut.
Lalu kembali terjadi erupsi di hari yang sama pada pukul 13.03 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak atau 2.157 meter di atas permukaan laut.
Sejak 2019, status aktivitas GAK berada di level II atau Waspada. Masyarakat pun diimbau untuk tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Melansir dari Suara.com (jaringan BantenNews.co.id), Plt Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari menjelaskan bahwa video tersebut merupakan dokumentasi erupsi GAK pada 2018 dan diambil oleh personel Dishidros TNI-AL yang melakukan survei batimetri tanggal 25-30 Desember 2018 pasca tsunami.
“(Video) Diambil oleh personel Dishidros TNI-AL yang melakukan survei batimetri tanggal 25-30 Desember 2018 pasca tsunami,” kata Abdul.
(Nin/Red)