Beranda Kampus UPH Bekali Para Pemimpin Organisasi Mahasiswa dengan Pengetahuan dan Keterampilan 

UPH Bekali Para Pemimpin Organisasi Mahasiswa dengan Pengetahuan dan Keterampilan 

Kegiatan Student Organization’s Leader Intensive Development (SOLID), yaitu sebuah program pembinaan yang dirancang khusus untuk para pemimpin organisasi mahasiswa di UPH atau student leaders

TANGERANG – Universitas Pelita Harapan (UPH) membekali para mahasiswa agar dapat berkembang menjadi pemimpin yang berkualitas, kompeten, dan mampu memberikan kontribusi positif di masa depan. Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah dengan memberikan wawasan serta keterampilan yang berkaitan dengan kepemimpinan, kreativitas, serta berkontribusi secara signifikan.

Terkait hal ini, Departemen Student Development & Alumni Engagement (SDAE) UPH mengadakan kegiatan Student Organization’s Leader Intensive Development (SOLID), yaitu sebuah program pembinaan yang dirancang khusus untuk para pemimpin organisasi mahasiswa di UPH atau student leaders.

 

SOLID 2024 berlangsung pada 9 dan 10 September 2024 di ruang Auditorium Gedung D lantai 5 (D-501) UPH Kampus Lippo Village, Karawaci, Tangerang. Seluruh topik yang ada memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan kepada lebih dari 400 mahasiswa yang hadir. Para mahasiswa tersebut merupakan para pengurus dari berbagai Himpunan Mahasiswa, Organisasi Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Unit Layanan Mahasiswa (ULM) UPH.

Dalam sesi pertama pada 9 September 2024, dengan materi terkait UPH Knowledge, Andry Panjaitan, selaku Associate Vice President of Student Development UPH, menekankan pentingnya memahami dan menjalankan visi UPH dalam setiap program dan kegiatan mahasiswa.

Menurutnya, tujuan utama dari berbagai program yang dijalankan oleh organisasi mahasiswa adalah untuk mendukung tercapainya visi UPH, yaitu mempersiapkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang benar (true knowledge), iman kepada Kristus (faith in Christ), dan karakter yang ilahi (godly character).

 

Menurut Andry untuk memastikan keberhasilan bersama dalam setiap pengelolaan program, maka penting bagi pengurus untuk memahami dan menghidupi visi UPH tersebut, serta memastikan organisasinya memiliki kesatuan visi yang sama dengan UPH.

Ia menambahkan, setiap program mahasiswa harus dirancang untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional, dan takut akan Tuhan (God-fearing).

 

“Seorang pemimpin baru bisa memimpin kalau dia punya visi yang jelas. Kami berharap teman-teman mahasiswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang holistis. Dengan begitu, lulusan UPH tidak hanya terampil, tetapi juga mampu membawa transformasi bagi bangsa dan negara,” ujar Andry.

Dalam sesi kedua dengan materi berjudul Personal Ethic Maintaining Commitment & Motivation, Christine Wijaya, selaku Director of Human Resources UPH menyoroti pentingnya komitmen dalam menjalankan tanggung jawab sebagai pengurus organisasi.

Menurut Christine, ada empat pilar utama yang harus dipegang teguh, yaitu konsistensi, persistensi, daya tahan yang kuat, dan memiliki semangat dalam menjalankan tugas. Christine yang juga menjabat sebagai Director Global Partnerships & International Office (GPIO) UPH ini mengingatkan bahwa motivasi internal lebih penting daripada motivasi eksternal. Ia juga menekankan bahwa kesuksesan dalam organisasi tidak hanya bergantung pada bakat, tetapi juga pada kerja keras.

 

“Kalian harus tahu ‘why’ kalian berorganisasi. Jika tidak, kalian akan mudah menyerah di tengah jalan. Hard work beats talent when talent doesn’t work hard,” tambah Christine.

 

Pada sesi ketiga, Chrysan Gomargana, selaku Student Organization Staff UPH, menjelaskan dasar-dasar dari manajemen prioritas dan manajemen waktu. Dengan materi berjudul Professional Ethic Priority Management & Effective Communication, Chrysan mengatakan, “Manajemen prioritas adalah proses memilih tugas yang perlu diberikan perhatian dan difokuskan, sementara manajemen waktu adalah cara menggunakan waktu secara efektif.”

 

Menurut Chrysan, ada tiga langkah dalam mengatur prioritas, yaitu mengidentifikasi risiko dari setiap tugas, mengelola beban kerja, dan memastikan proyek tetap berada di jalur yang benar. Selain itu, Chrysan juga menekankan pentingnya berkomunikasi dengan baik dalam berorganisasi. “Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih atau minta tolong. Itu menunjukkan karakter dan cara kalian berkomunikasi sebagai seorang pemimpin,” ucapnya.

 

Pada sesi yang keempat yang berlangsung pada 10 September 2024, Antakirana seorang Performance Coach & Trainer sekaligus Founder & CEO PT Komunika Cipta Performa, berbagi wawasan mengenai pentingnya memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam membangun organisasi kampus.

Melalui materi Managing Limited Human Resources, Dr. Antakirana menilai bahwa salah satu tantangan utama di lingkungan kampus adalah keterbatasan waktu, lantaran mahasiswa secara alami memiliki siklus yang berakhir dalam beberapa tahun.

 

“Kita punya tantangan, setiap tahun ada yang keluar dari kampus ini. Maka, dalam membangun organisasi dengan kinerja yang baik, kita perlu terbiasa bekerja dalam timeline yang ketat, mungkin hanya 4 tahun. Selama periode itu, banyak hal yang bisa dilakukan,” ungkap Antakirana.

 

Antakirana melanjutkan, menghapus mentalitas silo juga sangat diperlukan, yaitu kondisi anggota organisasi bekerja secara terpisah dan tidak terhubung satu sama lain. Oleh karena itu, dalam konteks kampus, kolaborasi menjadi penting agar setiap anggota organisasi dapat berbagi tanggung jawab dan meningkatkan efektivitas kerja.

“Mindset perlu diubah, yaitu dengan kolaborasi. Dengan kolaborasi, semua menjadi terkoneksi dan semua bisa menjadi pemimpin,” katanya.

 

Selain itu, ia menjelaskan bahwa strategi kepemimpinan yang tepat harus diterapkan dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Dalam mengelola sumber daya yang terbatas, Dr. Antakirana menekankan pentingnya menentukan prioritas, alokasi sumber daya yang tepat, serta pemanfaatan platform digital.

Sesi kelima dalam acara ini membahas secara mendalam tentang tata kelola organisasi, teknis dan strategi publikasi baik secara internal maupun eksternal di UPH, serta strategi dalam mencari sponsor untuk mendukung berbagai program dan kegiatan kampus. Sesi ini dipandu oleh tiga narasumber yang memiliki keahlian di bidang masing-masing, yaitu Jessica Sibarani, selaku SDAE Office & Legal Officer UPH; Meishiana Tirtana, selaku Section Head of Public Relations UPH; dan Dhamarita Kusumaningrum, selaku Head of Corporate Relations.

 

Secara keseluruhan, sesi kelima ini memberikan wawasan komprehensif kepada para student leaders mengenai tata kelola organisasi yang efektif, pemanfaatan media publikasi, serta strategi kolaborasi dengan pihak eksternal melalui pencarian sponsor.

 

Selain pembekalan melalui SOLID, acara juga dilanjutkan dengan program Inagurasi dan Apresiasi bagi para student leaders pada 12 September 2024. Dengan diselenggarakannya SOLID 2024 ini, UPH menunjukkan komitmennya dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga berkarakter ilahi.

Melalui berbagai sesi yang membekali para student leaders dengan pengetahuan, keterampilan, serta etika kepemimpinan, diharapkan mereka mampu mengembangkan organisasi dengan baik dan berkontribusi positif bagi komunitas kampus serta masyarakat luas.

 

Program ini menjadi salah satu langkah nyata UPH dalam mendukung mahasiswa untuk berperan aktif sebagai agen perubahan yang takut akan Tuhan, kompeten, dan berdampak bagi masa depan bangsa dan negara.

(Red)

 

 

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News