PANDEGLANG – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristekdikti) menyelenggarakan Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) di Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kegiatan tersebut mengusung tema Pengembangan Desa Inovasi Eko-Agrowisata Berbasis Ketahanan Pangan. Tahun ini merupakan periode ketiga program ini berjalan dengan produk berbeda yang dihasilkan setiap tahunnya.
“Kita sudah bekerjasama selama tiga tahun di desa ini. Tahun ini, kami akan mengembangkan produk hasil pengolahan limbah non-organik yang akan dijadikan produk-produk kreatif seperti pot tanaman dari limbah kain, ecobreaks dari limbah plastik dan botol plastik untuk pengganti bata atau bambu, membuat saung kreatif, dan cinderamata khas desa ini yang dibuat dari limbah non-organik itu. Produk-produk tersebut bisa jadi souvenir dan pendukung pengembangan pariwisata di desa ini,” ujar Heni Pujiastuti, Ketua PPMUPT sekaligus Wakil Dekan II FKIP Untirta dalam pembukaan kegiatan, Sabtu (25/7/2022).
Kegiatan utama program ini yakni pengembangan Home Industry Eko-Agriwisata yang memanfaatkan limbah non-organik menjadi produk-produk kreatif untuk pengembangan pariwisata Desa Banyubiru. Hari pertama, dilaksanakan pembukaan dan sosialisasi kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat Desa Banyu Biru, pemerintah desa, mahasiswa, tim PPMUPT lainnya. Kemudian kegiatan dilanjutkan melalui pendampingan program dalam pembuatan produk bersama masyarakat Desa Banyubiru.
“Nantinya gagasan membuat produk kreatif dari limbah non-organik bisa dikembangkan dan dikelola desa. Produknya bisa dijual untuk oleh-oleh pengunjung yang datang ke tempat ini. Selain mengurangi tumpukan sampah, ini bisa jadi mengangkat perekonomian masyarakat,” tutur Rudi Haryadi, Anggota PPMUPT sekaligus dosen Pendidikan Fisika FKIP Untirta.
Berbagai produk yang telah dihasilkan melalui kegiatan ini selanjutnya diserahkan kepada masyarakat yang secara formal diterima oleh perangkat Desa Banyubiru. Adapun beberapa produk lainnya diserahkan kepada masyarakat secara langsung saat pendampingan berlangsung.
“Desa Banyubiru ini masuk sebagai desa prioritas pariwisata daerah. Kami selaku akademisi Untirta memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi mengembangkan desa ini sebagai upaya implementasi dari tugas Tridharma kami yaitu mengajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat. Jadi kami tidak hanya sibuk dengan memberikan perkuliahan kepada mahasiswa saja di kampus,” ujarnya.
(Red)