CILEGON – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online tingkat SMA di Kota Cilegon turut menjadi perhatian serius DPRD Kota Cilegon. Pertimbangan banyaknya aspirasi warga yang mengeluh lantaran terancam tidak dapat menikmati jenjang pendidikan di sekolah negeri tersebut, dinilai sudah sangat merugikan.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Cilegon, Erick Rebiin menyebutkan masalah transparansi penerimaan siswa baru oleh sekolah umumnya menjadi aspirasi yang diperoleh pihaknya pasca sekolah mengumumkan hasil seleksi beberapa hari lalu.
“Pasca pengumuman penerimaan calon pelajar SMA ini, kami menerima banyak aduan dari masyarakat. Jangan sampai persoalan ini menjadi image negatif di masyarakat bahwa proses penerimaan itu tidak dibuka secara transparan, agar masyarakat mengetahui yang sebenarnya,” ujarnya kepada awak media, Senin (1/7/2019).
Menurutnya, persoalan penerimaan siswa baru di tingkat lembaga pendidikan yang menjadi kewenangan Pemprov Banten itu sudah menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat. Parlemen, menurut Erick, menjadi kelompok dan wadah sasaran warga lantaran mekanisme penerimaan siswa baru utamanya di jalur luar zonasi, jalur prestasi hingga penambahan rombongan belajar (rombel) tidak disampaikan secara terbuka.
“Masyarakat masih banyak yang tidak memahami terkait dengan kewenangan, akan tetapi mereka merasa punya wakil rakyat di Kota Cilegon, maka disampaikanlah ke kami. Makanya, kami pun nanti akan melakukan pengecekan langsung ke sekolah-sekolah keterkaitan beberapa jalur (klasifikasi zonasi) yang menjadi ketentuan, seperti jalur prestasi, luar zona dan rombel (rombongan belajar), ini harus ada transparansi,” katanya.
Lebih jauh pihaknya bahkan menyoal kebijakan sistem online yang juga tidak mengumumkan secara transparan terkait dengan keterangan domisili calon siswa terpilih yang berasal dari jalur dalam zonasi.
“Kami tidak mau ada kesan seolah-olah kami tidak membela masyarakat Cilegon. Makanya bila perlu akan kami undang, baik itu dari pihak sekolah, maupun pihak provinsi agar kegaduhan semacam ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” tandasnya. (dev/red)