SERANG – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Banten mengalami penurunan sebesar 0,84 persen menjadi 6,68 persen pada periode Agustus 2024. Secara nasional, peringkat TPT Banten yang sebelumnya menduduki posisi pertama, saat ini berada di urutan kedua di bawah Jawa Barat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT Jawa Barat sebesar 6,75 persen, Banten sebesar 6,68 persen, diikuti Provinsi Papua dan Papua Barat Daya sebesar 6,48 persen, lalu Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,39 dan DKI Jakarta sebesar 6,21 persen.
Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar mengatakan TPT Provinsi Banten periode Agustus 2024 sebesar 6,68 persen atau turun 0,84 persen dibanding periode Agustus 2023. Tren penurunan ini terus berlanjut usai pandemi Covid-19.
Faizal menjelaskan, penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Karakteristik penduduk bekerja akan disajikan berdasarkan lapangan usaha, status pekerjaan, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan jumlah jam kerja selama seminggu terakhir.
“Penduduk usia kerja pada Agustus 2024 sebanyak 9,39 juta orang, naik sebanyak 131,91 ribu orang dibandingkan Agustus 2023. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja, yaitu 6,21 juta orang, sisanya termasuk bukan angkatan kerja sebanyak 3,18 juta orang,” jelas Faizal, Selasa (5/11/2024).
Dikatakan Faizal, komposisi angkatan kerja pada Agustus 2024 terdiri dari 5,80 juta orang penduduk bekerja dan 414,75 ribu orang pengangguran.
“Apabila dibandingkan Agustus 2023, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 247,59 ribu orang, penduduk bekerja bertambah sebanyak 281,27 ribu orang, sementara pengangguran berkurang sebanyak 33,68 ribu orang,” katanya.
Untuk tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat sejak Agustus 2019 sampai dengan Agustus 2024. TPAK pada Agustus 2024 sebesar 66,17 persen, naik 1,73 persen poin dibanding Agustus 2023.
TPAK adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Hal ini mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah.
Berdasarkan jenis kelamin, pada Agustus 2024, TPAK laki-laki sebesar 82,95 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 48,90 persen. Dibandingkan Agustus 2023, TPAK laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,78 persen poin dan 2,73 persen poin.
Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan usaha dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2024, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Industri Pengolahan sebesar 21,53 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 20,86 persen; serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,32 persen.
“Dibandingkan Agustus 2023, hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja,” tuturnya.
Adapun rincian tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebanyak 109,59 ribu orang. Industri Pengolahan 89,71 ribu orang dan Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 23 ribu orang.
Pada Agustus 2024 sebanyak 3,12 juta orang atau 53,79 persen bekerja pada kegiatan formal, naik sebesar 0,10 persen poin dibanding Agustus 2023.
Persentase setengah pengangguran pada Agustus 2024 naik sebesar 1,67 persen poin, sementara pekerja paruh waktu turun sebesar 1,20 persen poin dibanding Agustus 2023.
Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pada Agustus 2024, sebagian besar penduduk bekerja didominasi oleh tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu sebesar 49,94 persen.
Sementara itu, penduduk bekerja tamatan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 sebesar 12,89 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Agustus 2022 dan Agustus 2023.
Dibandingkan dengan Agustus 2023, penduduk bekerja berpendidikan SMP dan SMA mengalami peningkatan persentase, masing-masing sebesar 1,24 persen poin dan 0,72 persen poin.
Sementara itu, penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan lainnya mengalami penurunan persentase dengan penurunan terbesar pada jenjang pendidikan Diploma IV, S1, S2, S3, yaitu sebesar 1,00 persen poin.
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai pekerja penuh, dengan persentase sebesar 77,83 persen pada Agustus 2024. Sementara itu, 22,17 persen sisanya merupakan pekerja tidak penuh.
Dibandingkan Agustus 2023, pekerja tidak penuh mengalami peningkatan sebesar 0,47 persen poin. Pekerja tidak penuh dikelompokkan dalam dua kategori yaitu setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu.
TPT hasil Sakernas Agustus 2024 sebesar 6,68 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 6–7 orang penganggur.
Selama enam tahun terakhir, terjadi kenaikan TPT saat awal pandemi Covid-19, kemudian menunjukkan tren menurun hingga Agustus 2024. Pada Agustus 2024, TPT mengalami penurunan sebesar 0,84 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2023.
Selama tiga tahun terakhir, distribusi pengangguran menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan didominasi oleh tamatan SMA. Pada Agustus 2024, persentase pengangguran tamatan SMA sebesar 35,12 persen. Sementara itu, pengangguran tamatan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 masing-masing sebesar 8,47 persen dan 0,93 persen.
(Mir/Red)