Beranda Komunitas Tradisi Adang Akan Dipentaskan Dalam Pertunjukan Teater

Tradisi Adang Akan Dipentaskan Dalam Pertunjukan Teater

Komunitas Kembali Indonesia.
Komunitas Kembali Indonesia.

KAB. SERANG – Tradisi Adang atau kegiatan memasak di acara hajatan tampaknya sudah tak asing bagi masyarakat Provinsi Banten. Fenomena-fenomena yang juga sarat akan solidaritas ini diangkat menjadi sebuah seni pertunjukan teater dan film dokumenter bertajuk Matra Pawon oleh Komunitas Kembali Indonesia.

Budaya Adang memiliki jejak yang cukup panjang dan kental di Banten termasuk di wilayah Kabupaten Serang yakni Kecamatan Pontang, Tirtayasa, dan Carenang. Adang sendiri dapat diartikan sebagai aktivitas menanak atau ditafsirkan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan memasak dan persiapan menyiapkan makanan.

Adang menjadi sebuah mekanisme sosial yang penting dan masih berlangsung hingga hari ini. Dengan tradisi tersebut juga menciptakan kerukunan, gotong royong, dan toleransi dalam masyarakat, serta saling membantu secara bergiliran dalam mensukseskan acara. Maka tidak heran jika budaya ini masih bertahan.

Hal itulah yang mendorong Komunitas Kembali Indonesia tertarik mengangkat tradisi Adang menjadi sebuah pertunjukan seni Matra Pawon. Rangkaian kerja seni juga bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta LPDP Kemenkeu Republik Indonesia.

Tema Matra Pawon diusung berdasarkan riset dan observasi tentang peristiwa Adang di wilayah Kabupaten Serang khususnya di Kecamatan Pontang, Tirtayasa, dan Carenang. Hal ini digagas dari peristiwa yang terjadi ketika persiapan, pelaksanaan, dan setelah kegiatan adang dilakukan itu tidak terlepas dari doa-doa dan pepatah leluhur.

Sutradara Imaf M Liwa mengatakan Matra Pawon merupakan pertunjukan tafsir atas interelasi Adang dalam tradisi hajat pernikahan di wilayah Serang Utara. Dalam pertunjukan tersebut penonton juga akan diingatkan bahwa sebagai orang timur selalu berkutat dengan mitos, leluhur, legenda, gotong royang, toleransi, dan saling membantu untuk kebersamaan. Matra Pawon sendiri merupakan wahana dan media untuk merenungkannya untuk saling mengenal, menyayangi, menghormati, dan menghargai antarsesama.

“Pertunjukan ini mencoba menarik beragam koordinat dan korelasi antar spasial objek-objek di dalam dapur hajatan pernikahan, membelah dan mendekonstruksi struktur baku Adang dengan menampilkan peristiwa panggung secara acak, dinamis dan blabar,” ujarnya.

Pertunjukan teater Matra Pawon akan digelar pada 11 Maret 2023 pukul 16.00- 21.00 WIB di Lapangan Kantor Kecamatan Pontang yang beralamat di Jalan Ciptayasa, Kubang Puji, Kecamatan Pontang, Serang, Banten.

Matra Pawon turut melibatkan banyak elemen mulai dari mahasiswa, pesilat, masyarakat Pontang, hingga pelaku Adang.

Adapun aktor yang terlibat adalah Ali Akbar, Fidelis K, Attarik, Mila Karisma, Ali Akbar, Novi Roudotuzzahroh, Wulan Deasari, Ilham, Amir, Mahpudah, Maryam, Sanawiyah. Kemudian Artistik oleh Dindin, Pemusik yakni Badrussalam, Tb Tarnaya, Makhroji, Dokumenter oleh Akbar Yumni, Angga Neza, Novi Hermawati, dan Stage Manager Rizki Ramlah. (Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News