SERANG – Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong, Taktakan, Kota Serang Serang tidak beroperasi sejak terjadi longsor mengakibatkan dua warga tertimbun sampah.
Penumpukan sampah tersebut pun telah dikeluhkan oleh warga karena merasa terganggu oleh bau sampah yang tidak kunjung diangkut oleh petugas kebersihan Pemerintah Kota Serang.
Salah satu keluhan muncul dari Wira (32) warga Perum Puri Anggrek, Walantaka, Kota Serang. Ia mempertanyakan penanganan sampah pasca terjadi longsor di TPSA Cilowong.
“Jadi kalo pun sampah menumpuk itu karna adanya longsor di Cilowong.
Saya akan coba menanyakan ke dinas LH terkait sampah dan meminta solusi dari dinas LH untuk penanganan sampah,” katanya kepada wartawan, Jumat (4/1/2019).
Sejak terjadi longsor pada Selasa (1/1 2019) tidak ada aktifitas kembali di TPSA Cilowong. Akibat longsor tersebut dua wanita parubaya hilang tertimbun sampah. Saat ini keduanya belum berhasil ditemukan, pencarian ditargetkan hingga 7 hari kedepan sejak kejadian.
Saat dikonfirmasi Plt Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Yudi Suryadi membenarkan ada kendala penanganan sampah pasca longsor di TPSA Cilowong.
“Betul sementara masih sampah masih di truk, masih di tempat sampah perumahan-perumahan. Upayakan bersama warga untuk mencari alternatif lain belum menemukan titik temu,” katanya.
Ia mengatakan penutupan sementara pembuangan sampah ke TPSA Cilowong karena ada permintaan dari pihak keluarga korban longsor sampai korban ditemukan dan batas waktu pencarian.
Kedepan, lanjut Yudi, Pemkot Serang akan melakukan penataan kembali terkait kondisi adanya retakan-retakan di TPSA Cilowong.
“Kalau normal harus ada pengkajian tim ahli, masukan warga harus ada patok bumi supaya tanah tidak labil lagi,” katanya. (You/Red)