SERANG – Enzo Zenz Allie, taruna Akademi Militer (Akmil) keturunan Prancis, sempat jadi kontroversi karena viral dikaitkan dengan organisasi terlarang. Pada akhirnya, Enzo tetap dipertahankan TNI.
Keberadaan Enzo di Akmil awalnya ramai dibahas karena sosok blasterannya yang berbeda. Almarhum ayah Enzo adalah warga Prancis sementara ibunya merupakan orang Indonesia. Bahkan, sosoknya sempat menarik perhatian Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, ketika sidang pantukhir.
Saat itu, Marsekal Hadi bertanya ke Enzo dalam Bahasa Prancis yang kemudian dijawab oleh pemuda itu. Enzo kala itu mengaku ingin menjadi anggota Kopassus.
Beberapa hari setelah videonya viral, kabar lain tentang Enzo meyeruak. Beredar foto pemuda diduga Enzo yang membawa bendera tauhid. Bersamaan dengan foto itu, beredar narasi Enzo punya keterkaitan dengan organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Kabar itu sempat membuat riuh di media sosial. Bahkan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pun angkat bicara. Mahfud Md sempat menilai TNI kecolongan soal Enzo.
Hingga akhirnya, TNI AD mengambil sikap. Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, memberikan penjelasan pada Selasa (13/8/2019).
Jenderal Andika mengatakan sejak awal TNI tidak ragu dengan 364 orang taruna Akmil yang telah diterima. Seluruh taruna telah memenuhi standar sesuai alat pengukuran yang telah diterapkan sejak lama yaitu mulai dari akademik, kesehatan jasmani, psikologi, maupun mental.
“Tapi karena kemudian ada info tambahan tentang salah satu taruna kami yaitu, Enzo Zenz Allie, maka kami pun juga berusaha untuk objektif,” kata Andika di Mabesad, Jakarta Pusat dilansir detik.com.
TNI AD menggunakan satu alat ukur yang disebut sudah teruji selama 8 tahun terakhir. Setelah menjalani pengukuran pada akhir pekan lalu, Enzo dinyatakan memenuhi standar. Indeks moderasi bernegara Enzo mencapai 84%.
“Oleh karena itu kami memutuskan, Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua taruna militer yang kami terima beberapa waktu lalu, sejumlah 364,” ungkapnya.
Tapi, nantinya ada penilaian lagi untuk menjadi anggota aktif TNI. Tidak semua taruna lolos. Andika memberi contoh dalam 5 tahun terakhir. Di tahun 2014, ada 3 taruna Akmil yang dikeluarkan sebelum dilantik jadi perwira TNI Angkatan Darat. Sementara itu, ada 1 taruna yang dikeluarkan pada 2015. Sebanyak 4 taruna dikeluarkan pada 2016 dan 5 orang pada 2018.
“Namun demikian penilaian terhadap calon perwira, belum menjadi anggota aktif TNI. Penilaian terhadap calon pada tahap pendidikan 4 tahun. Maka selama 4 tahun pula penilaian berlaku dan tidak semuanya berhasil,” kata Andika.
Andika menyadari kabar-kabar viral soal Enzo ini sudah memicu keriuhan. Atas hal itu, dia juga meminta maaf.
“Terus terang Angkatan Darat meminta maaf atas keriuhan yang terjadi tapi kami memang benar-benar tidak bermaksud misalnya dengan sengaja untuk berada dalam pusat kontroversi,” ucapnya.
(Red)