SERANG – TKIT DAI (Darul Ibtida) Kota Serang menyelenggarakan Parenting Bagi Orangtua Siswa di Aula TKIT DAI, Lingkungan Wakaf, Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang.
Acara yang membedah Kecerdasan Anak ini digagas komite sekolah dengan menghadirkan pembicara pakar bakat kecerdassn anak, NAzarudin, dari STIFIn Banten.
Acara ini dihadiri para orangtua siswa TKIT DAI, pengurus komite, kepala sekolah, guru, juga pendiri TKIT DAI.
Kepala TKIT DAI, Linda Octavia mengatakan, parenting ini baru dilakukan pertama kali namun peserta sangat antusias.
“Kedepan kegiatan ini akan terus dilakukan paling tidak satu kali dalam satu semester. Tentu dukungan dari komite sangat diharapkan agar kegiatan ini berjalan lancar,” kata Linda, Senin (1/3/2021).
Dijelaskan, saat ini pihaknya membuka pendaftaran siswa baru atau pindahan tahun ajaran 2021-2022. TKIT DAI merupakan lembaga pendidikan yang berkarakter keislaman, memiliki beberapa keunggulan antara lain, tenaga pendidik professional, kurikulum nasional, program tahfidz, doa harian, hafalan hadits, pembiasaan ibadah, diajarkan tekknik bercerita/berkisah, olahraga, field trip, kunjungan profesi, kreatifitas anak dan iqra.
Sedangkan sarana dan fasilitas yang dimiliki antara lain, gedung permanen milik sendiri, tempat nyaman bagi anak, sarana bermain di dalam ruangan, ruangan full, toilet, tempat wudhu, ruang guru, dapur mini, APE, dan sarana lainnya.
Ketua Komite TKIT DAI, Islami menerangkan, kegiatan ini akan bermanfaat bagi guru, orangtua, dan ibu rumah tangga dalam mendidik anak di sekolah maupun di rumah. “Pembahasan pendidikan dan anak tidak akan ada habisnya. Kita harus mampu mendidik anak kita dengan baik. Termasuk memilih sekolah yang tepat bagi perkembangan jiwa anak,” katanya.
Pembicara Nazarudin menjelaskan, dengan metode STIFIn maka guru dan orangtua akan mengetahui bakat dan minat anak sejak dini. Bakat genetik ini penting diketahui untuk mengarahkan anak cenderung ke bidang apa?.
“Jangan sampai anak tidak bakat matematika, kemudian dipaksa oleh orangtua untuk menekuni matematika, itu tidak baik. Sebaiknya arahkan anak sesuai bakatnya. Untuk itu penting mengetahui bakat anak melalui metode STIFin,” katanya.
(Red)
