PANDEGLANG – Dewan Pendidikan Kabupaten Pandeglang meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang segera melakukan upaya konkret terkait peristiwa ambruknya sekolah TK milik Yayasan Izzul Qur’an di Cimanuk.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Eka Supriatna mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah cepat mengatasi persoalan itu. Di antaranya mengadakan diskusi dengan pihak yayasan maupun orang tua untuk mencari solusi terbaik.
“Harus ada solusi dengan duduk bersama antara pengurus yayasan, Dindikbud, orangtua atau wali murid untuk mencari jalan keluarnya agar anak-anak bisa mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan nyaman untuk menciptakan iklim Sekolah Layak anak (SLA) dan Sekolah Ramah Anak (SRA),” kata Eka, Kamis (24/10/2019).
Ia mengaku khawatir jika langkah tersebut tidak segera diambil bisa memengaruhi psikologis para siswa dan dapat menimbulkan traumatik bagi peserta didik.
“(Psikologi) sangat berpengaruh. Bahkan bisa mengakibatkan adanya sikap traumatik kepada para peserta didik,” jelasnya.
Menurutnya, jika pemerintah daerah utamanya Dindikbud tidak memiliki anggaran, bisa mengambil upaya dengan mengajukan rekomendasi ke Provinsi Banten atau pemerintah pusat untuk mendapat bantuan.
“Sebenarnya sekalipun pihak Dindikbud tidak memiliki anggaran renovasi, namun setidaknya bisa membantu memberikan rekomendasi baik ke Dindikbud Provinsi Banten maupun Pusat,” ujarnya.
Eka mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa sekolah berkapasitas 40 siswa itu. Terlebih selama ini tidak ada upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah, padahal pihak yayasan sudah berkali-kali mengajukan usulan renovasi.
“Saya merasa prihatin dengan adanya musibah yang menimpa sekolah tersebut. Sejatinya sebagai bentuk antisipatif baik pengurus yayasan maupun dinas yang menaunginya segera melakukan upaya upaya pencegahan agar hal ini tidak terjadi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Eka berharap Dindikbud segera mengidentifikasi sekolah yang butuh perhatian supaya hal yang sama tidak terulang kembali. Karena bukan tidak mungkin, masih ada sekolah lain yang mengalami situasi serupa.
“Ke depan saya berharap kalau memungkinkan, Dindikbud juga segera melakukan langkah-langkah konkret mengidentifikasi sekolah yang dimungkinkan kondisinya nyaris sama dengan sekolah ini. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” tutupnya. (Med/Red)