SERANG – Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Serang mengelar audiensi dengan Jamkrida Banten di ruang rapat kantor Jamkrida Banten di Jalan raya Pendeglang KM 04 No. 99 lingkungan Karundang, Kelurahan Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Jumat (22/11/2019). Dalam audiensi tersebut HIPPI meminta Jamkrida meningkatkan produk dan kualitas sumber daya manusia pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Serang.
Ketua HIPPI Kota Serang Isbandi mengatakan pihaknya berusaha membangun sinergi dengan Jamkrida untuk membina UMKM di Kota Serang. Hal yang ia tekankan adalah masalah kekurangan agunan terkait dengan pembiayaan. “Program ke depan mudah-mudahan bisa bersinergi dengan Jamkrida. Sehingga UMKM yang ada di Kota Serang mampu berkembang dengan dukungan dari Jamkrida dan perbankan yang ada di wilayah Kota Serang,” ujarnya.
Ia berharap Jamkrida mampu memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mendapatkan pinjaman modal ke perbankan yang ada di Kota Serang. Salah satunya kemudahan dalam fasilitasi pembiayaan kemudian kemudahan fasilitasi sistem pemasaran produk.
Bentuk-bentuk pelatihan untuk para pelaku UMKM agar produknya menjual, sehingga produknya bisa diekspor.
“Selama ini yang sulit dialami pelaku UMKM salah satunya kekurangan agunan, maka nya untuk ajuan yang sifatnya relatif tidak terlalu besar. Saya berharap Jamkrida bisa membantu. Tapi yang paling penting adalah semangat dan komitmen dari para pelaku UMKM, ketika memang itu diproses maka gunakan pembiayaan itu sesuai kebutuhan pengembangan usaha,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jamkrida Banten Ahmad Rohendi menyambut baik terkait usulan HIPPI Kota Serang. Sebagai lembaga penjaminan kredit, pihaknya akan bersinergi dengan HIPPI Kotaa Serang. “Kami sepaham bahwa kemampuan UMKM itu harus ditingkatkan, kelasnya harus ditingkatakan baik itu dari sisi omset, sisii aset, sehingga mereka akan lebih tinggi lagi dan besar lagi lebih tumbuh dan untung. Sehingga kalau untung, UMKM punya kemampuan membayar kewajiban kredit. Itu yang akan kita kembangkan bersama dengan HIPPI,” ujarnya.
Menurutnya besaran kredit sangat tergantung dari lembaga keuangan serta skema kredit dalam menentukan besaran pinjaman. Hal itu bertujuan mengukur kemampuan nasabah. “Jadi ada parameter analisis standar di perbankan untuk mengukur kemampuan pengembalian pinjaman tersebut.” (Dhe/Red)
