Beranda Peristiwa Terus Erupsi, Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga

Terus Erupsi, Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga

Live Streaming Aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Minggu (24/4/2022) pukul 22.32 WIB via YouTube Indonesia Volcano Monitoring.

SERANG – Badan Geologi menaikkan level status Gunung Anak Krakatau (GAK) dari Waspada menjadi Siaga terhitung sejak Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB.

“Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas Gunung Anak Kraktau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III),” ujar Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangan yang diterima BantenNews.co.id, Minggu (24/4/2022).

Badan Geologi juga menaikkan radius berbahaya dengan naiknya status aktivitas Anak Krakatau tersebut. Radius larangan melakukan aktivitas apapun diperluas menjadi sejauh 5 kilometer dari kawah aktif.

“Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga), masyarakat, pengunjung, wisatawan serta pendaki tidak diperbolehkan
mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari Kawah Aktif,” kata Eko.

Aktivitas vulkanik Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022.

“Dan pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut,” tandas Eko.

Meningkatnya status Anak Krakatau yakni berdasarkan pengamatan secara visual selama periode 1 – 24 April 2022. Tinggi hembusan asap dari arah Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Pasauran dan Kalianda serta CCTV umumnya jelas hingga tertutup kabut.

Ketika cuaca cerah teramati hembusan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi kolom hembusan sekitar 25 sampai 3.000 meter dari atas puncak
Anak Krakatau.

“Teramati letusan dengan tinggi kolom 50 – 2.000 meter dari atas puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga kehitaman dengan dominan arah angin ke tenggara dan selatan,” terang Eko.

Adapun kegempaan yang muncul selama 1 – 24 April 2022 ditandai dengan terekamnya 21 kali gempa Letusan, 155 kali gempa Hembusan, 14 kali Harmonik, 121 kali gempa Low Frequency, 17 kali gempa Vulkanik Dangkal, 38 kali gempa Vulkanik Dalam, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 55 mm (dominan
50mm) serta terekam 2 kali gempa Tektonik Lokal, 6 kali gempa Tektonik Jauh dan 1 gempa Terasa dengan skala I MMI.

Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari
nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022.

Dengan meningkatnya status aktivitas GAK, Badan Geologi mengimbau masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang.

“Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat,” imbau Eko.

Sekadar diketahui, pasca erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 silam menyebabkan kolapsnya tubuh
bagian barat daya dari Anak Krakatau dan saat ini tinggi Anak Krakatau sekitar 150 mdpl.

Anak Krakatau mempunyai karakter letusan berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1–6 tahun. Erupsi-erupsi ini menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava.

Untuk informasi dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung, Jawa Barat atau Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (0254) 651449 atau 085846324506 di Pasauran, Provinsi Banten.

(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News