Beranda Pariwisata Terima Laksa, Pj Gubernur Banten: Simbol Penghormatan dan Silaturahmi

Terima Laksa, Pj Gubernur Banten: Simbol Penghormatan dan Silaturahmi

Pj Gubernur Banten menerima makanan khas dari masyarakat adat Baduy berupa Laksa dari Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra. (Foto: Iyus/bantennews.co.id)

SERANG – Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar menerima makanan khas dari masyarakat adat Baduy berupa Laksa dari Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra pada prosesi puncak Seba Baduy 2023 di Gedung Negara Ex Pendopo Gubernur Banten, Jalan Brigjen KH Syam’un, Kota Serang, Provinsi Banten, Sabtu (29/4/23) malam.

Berdasarkan informasi, Laksa adalah sebuah makanan yang diolah dari padi pilihan. Secara adat, proses pembuatan dilakukan setelah berpuasa selama tiga bulan atau disebut dengan puasa kawalu.

Laksa merupakan simbol penghormatan serta mempererat tali silaturahmi dari masyarakat adat Baduy kepada Bapak Gede (Pj Gubernur Banten).

Dalam kesempatan itu, Al Muktabar menerima pesan dan permintaan yang telah disampaikan masyarakat adat Baduy melalui Jaro Tanggungan 12 dan Jaro Pamarentah yang salah satunya dapat menjaga alam serta memelihara kelestarian hutan.

“Tadi saudara-saudara kita telah sampaikan baik dari Jaro Pamarentah maupun dari Jaro Tanggungan 12 dan segenap seluruh masyarakat adat Baduy. Bagian dari apa yang disampaikan tadi adalah menjaga alam yang ada di Baduy,” ungkapnya.

“Dan tentu itu menjadi tugas kita bersama bahwa kita telah menerbitkan Perda Desa Adat sebagai perlindungan terhadap masyarakat Baduy dan pemanfaatan sumber daya alam karena di lingkungan Baduy itu dikelola dengan cara bersahabat dengan alam. Kita akan melakukan bersama apa yang menjadi tujuan bersama itu,” sambungnya.

Di lokasi yang sama, Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra mengungkapkan apa yang sampaikan pada prosesi Seba Baduy ini di antaranya pelestarian alam, persatuan dan kesatuan bangsa untuk dapat dilakukan bersama-sama antara masyarakat Baduy dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

“Pelestarian, persatuan dan kesatuan itu saja yang saya pinta. Mudah-mudahan kalau bahasa Sunda disebut eling-eling supaya semua ingat bangsa negara dan agama,” ungkapnya.

“Itulah yang saya harap jangan sampai sia-sia. Baduy dan Pemerintah Provinsi Banten dapat bekerjasama karena dari kita untuk kita harus dijaga supaya ada keseimbangan segala hal jangan sampai terjadi apapun yang tidak kita harapkan,” tambahnya.

Sementara dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Tabrani mengatakan, secara umum penyelenggaraan Seba Baduy 2023 berjalan lancar.

“Selama dua tahun terakhir tradisi Seba Baduy dilakukan secara sederhana dan terbatas lantaran masih adanya pandemi Covid-19. Namun, perhelatan Seba kali ini berlangsung meriah dengan diikuti lebih dari seribu masyarakat Adat Baduy,” kata Tabrani.

Tabrani juga mengatkan, Seba tahun ini merupakan Seba Gede atau Seba Besar. Di mana total masyarakat Adat Baduy mencapai 1.224 orang.

“Yang pasti hari ini (pelaksanaan Seba Baduy) berjalan lancar. Kalau ukuranyya sukses itu tergantung masyarakat yang melihat,” katanya.(Mir/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News