JAKARTA — Harga minyak mentah dunia makin tertekan pada perdagangan Senin (16/3) karena kekhawatiran penurunan permintaan akibat penyebaran virus corona. Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$3,80 atau 11,2 persen ke posisi US$30,05 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April melemah US$3,03 atau 9,6 persen menjadi US$28,70 per barel. Akibat penyebaran virus corona, semakin banyak negara ‘membekukan’ aktivitas publik, menutup perbatasan, dan membatalkan penerbangan.
Imbasnya, makin besar penurunan permintaan minyak. “Respons (penurunan) harga dapat dipahami mengingat bahwa suku bunga yang lebih rendah dan program pembelian obligasi baru tidak akan memperbaiki pelemahan permintaan minyak saat ini,” ujar analis energi di Commerzbank Research Carsten Fritsch.
Selain itu, pasar minyak juga tertekan oleh kelebihan pasokan. Kegagalan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia, mencapai kesepakatan pengurangan produksi minyak, membuat harga minyak menukik.
Kondisi ini juga memicu kekhawatiran pasar terhadap perang harga. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Rusia telah mengumumkan akan meningkatkan produksi mereka dalam jumlah signifikan.
Akhir pekan lalu, kedua acuan minyak mentah mencatat penurunan persentase mingguan terbesar sejak Desember 2008. Terpantau, WTI merosot 23 persen, sementara Brent anjlok 25 persen. (Red)
Sumber : CNNIndonesia.com