BANDUNG – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (ProPaktani) berupaya melakukan peningkatan produksi tanaman pangan sekaligus mendorong ekspor, salah satunya jagung. Pengembangan budidaya jagung dengan pendekatan kawasan korporasi petani semakin menggeliat dan benar-benar membawa kemajuan, seperti korporasi petani jagung di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Bupati Kabupaten Bandung, Dadang M. Naser mengatakan pengembangan budidaya jagung melalui kawasan korporasi petani jagung di Kecamatan Nagreg telah memberikan hasil nyata terhadap pendapatan petani dan perubahan pengelolaan pertanian yang lebih maju. Perputaran nilai uang pada budidaya jagung dengan korporasi tersebut kini mencapai Rp17 miliar dalam sebulan sehingga saat ini bisnis jagung sangat memiliki prospek yang baik untuk terus ditingkatkan baik produksi dan kualitas produksi.
“Saya sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan korporasi jagung ini, sehingga kini menjadikan Nagreg pusat budidaya jagung Provinsi Jabar. Kedepan para petani harus tetap semangat untuk meningkatkan produksi dan kualitas jagung sehingga kesejahteraan masyarakat dan petani jagung juga tercapai,” ujar Dadang, Kamis (22/10/2020).
Dadang juga menambahkan kini para pengelola korporasi jagung sedang mempersiapkan lahan seluas 5 hektare (ha) untuk sarana teras jemuran jagung sekaligus gudang modern pengolahan jagung di Desa Ciherang Kecamatan Nagreg. Pengembangan korporasi jagung ini akan terus dilakukan terus mendorong para petani terus berinovasi meningkatkan produksi jagung.
“Kegiatan pertanian juga harus didukung dengan sarana pengairan, apalagi disaat musim kemarau. Saya berharap kepada para petani untuk tetap menjaga kualitas bibit jagung, selain memerhatikan pola tanam, dan hal lainnya,” ucapnya.
“Budidaya jagung menjadi prioritas kami, karena produksi jagung di Kabupaten Bandung itu merupakan salah satu andalan produksi jagung terbanyak di Jawa Barat. Jika harga jual hasil pertanian dipasaran lebih murah harganya, maka penjualan bisa ditunda hingga harga kembali stabil,” pinta Dadang.
Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan ProPaktani dilaksanakan guna mencapai target peningkatan produksi tanaman pangan. Target luasan tanam jagung nasional pada 2020 yakni 4,48 juta hektare, luas panen 4,33 hektare, provitas 5,58 ton/hektare, sehingga produksinya bisa mencapai 2,17 juta ton atau meningkat 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pola korporasi ini merupakan terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan sesuai arahan Presiden Jokowi. Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan prasarana dan sarana produksi, tapi juga fasilitas permodalan dana KUR. Melalui KUR, petani yang tergabung dalam korporasi menjadi lebih maju, mandiri dan modern. Pasar pun terjamin, sehingga petani tidak lagi kenal rugi,” ucap Suwandi.
Suwandi menjelaskan prinsip korporasi yang pertama adalah pendekatan pengelolaan korporasi dengan skala lahan hamparan luas. Tidak harus satu hamparan 5.000 ha, namun bisa dikelompokkan menurut sub kawasan atau klaster 500 ha lebih di 10 titik total jadi 5.000 ha kawasan.
“Pola korporasi sudah diujicoba sejak tahun lalu di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Lombok, Kalsel, Sulut dan Yogyakarta, Jateng dan lainnya. Terbukti kinerjanya bagus, oleh karena itu mulai tahun ini akan direplikasi di 130 Kabupaten,” ujarnya.
Lebih lanjut Suwandi menerangkan program Propaktani merupakan kegiatan terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran. Program tersebut terintegrasi dengan aspek infrastruktur, alat mesin pertanian (alsintan), budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen hingga pemasaran. Tidak hanya itu kelompok tani harus bisa naik kelas kelembagaannya yakni bisa berbentuk cv, koperasi, maupun bumdes.
“Kelembagaan yang terpenting adalah pengelolaan manajemen kepengurusan yang baik, oleh karena itu perlu sekali kegiatan seperti ini. Mengumpulkan para pelaku korporasi untuk saling berbagi, memberi informasi untuk menguatkan kelembagaan korporasinya,” bebernya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan penumbuhan korporasi petani menjadi salah satu program prioritas yang harus diwujudkan untuk membangun proses bisnis dari hulu ke hilir yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan, salah satunya pandemi covid 19 saat ini. Korporasi petani juga ditargetkan berimplikasi pada penumbuhan semangat generasi milenial untuk terjun memajukan sektor pertanian yang inovatif dan berdaya saing.
“Jika pangan kuat, maka pertahanan negara pun menjadi semakin tangguh. Sudah saatnya semua elemen bahu membahu membangun pertanian dengan cara-cara modern dan korporasi sehingga pertanian kuat dan selalu menang dalam tantangan apapun,” tegas Syahrul. (Red/TAN)