CILEGON – DPRD Cilegon mengundang seluruh ulama dan tokoh agama se-Kota Cilegon dalam tasyakuran gedung aula yang baru selesai direhab, Jumat (6/1/2023) pagi.
Mengawali sambutannya, Ketua DPRD Cilegon, Isro Mi’raj mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran para tokoh-tokoh agama yang dapat ia undang sebagai bentuk ketakdiman dan hormatnya kepada kesepuhan dan kalangan ulama di Kota Cilegon.
“Ini adalah rumahnya rakyat Cilegon, gedung wakil rakyat ini memiliki makna yang sangat penting. Kita berharap gedung ini ke depan akan mendapatkan berkah karena doa para ulama dan umara, dimana wujudnya agar Anggota DPRD dapat bekerja dengan baik untuk sebesar-besarnya memberikan faedah kepada rakyat Cilegon,” ujar Isro.
Menurut Isro, kehadiran kalangan tokoh-tokoh agama di tempat itu sekaligus menandai era baru terjalinnya hubungan yang saling menguatkan antara tokoh agama dan wakil rakyat.
“Melalui hubungan yang saling menguatkan, insha Allah kita akan bersama-sama menuju citra Cilegon sebagai kota yang disinari cahaya illahi. Hubungan bersama ulama, umara dan rakyat terjalin, saling silaturahmi yang baik dan penuh diliputi kasih sayang,” katanya.
Di sisi lain, Isro juga mengajak seluruh tokoh agama di Kota Cilegon agar dapat bersama-sama menyikapi terkait dengan tahun politik yang akan dihadapi seluruh masyarakat dalam waktu dekat.
“Setiap orang berlomba untuk dipilih menjadi pemimpin, dalam zaman demokrasi, perlombaan itu sah-sah saja. Tapi kita harus ingat bahwa perlombaan selalu mengandung ekses mudarat, cara-cara yang tidak baik kadang dilakukan. Padahal yang diinginkan umat, adalah pemimpin yang amanah. Maka tugas kita bersama, agar rakyat benar-benar dapat menggunakan haknya demi mendapatkan pemimpin yang amanah,” katanya.
Tampak di lokasi, tasyakuran itu juga turut dihadiri Wakil Ketua I DPRD Cilegon, Hasbi Sidik dan Wakil Ketua II DPRD Cilegon, Nurrotul Uyun dan Sekretaris DPRD Cilegon, Bambang Hario Bintan.
Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon, KH Jubaedi Ahyani mengajak seluruh masyarakat bersama-sama merawat aula gedung yang juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan keumatan tersebut.
“Kata tasyakuran itu kan identik dengan kata ruwat atau merawat. Jadi maksud dari tasyakuran itu adalah merawat, uraiannya gedung yang kita bangun ini hendaknya dirawat. Kita harus syukur nikmat, semoga aula gedung ini akan membawa nilai manfaat kepada seluruh umat,” ujarnya.
(dev/red)
