PANDEGLANG – Banten bakal punya bandara baru selain Bandara Soekarno – Hatta di Tangerang. Bandara baru itu berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Nama bandaranya, Bandara Salakanagara.
Ini juga akan kian menarik di “mata” wisatawan dalam beberapa waktu mendatang. Kekinian proses pembangunan wisata dirgantara di Bandara Salakanagara sudah dimulai untuk mendukung KEK Tanjung Lesung.
Alat-alat berat, seperti bulldozer, excavator, wales stump sedang melakukan konstruksi pengerjaan dan pemindahan tanah dalam rangka pembangunan hanggar dan taxiway. Taxiway merupakan jalan akses penghubung bagi pesawat terbang antara runway (landasan pacu), apron (area untuk pesawat parkir), hanggar dan terminal.
Poernomo Siswoprasetijo selaku Direktur Utama Tanjung Lesung, menerangkan progres pembangunan hanggar untuk fasilitas penunjang IFC di Tanjung Lesung sedang dalam konstruksi pembangunan jalan untuk kebutuhan pesawat lepas landas dan mendarat.
“Progres saat ini ialah telah dilakukan pelebaran sisi jalan Bandara Salakanagara, merapikan landasan pacu Salakanagara, perpanjangan taxiway ke arah hanggar yang sudah dalam perataan tanah,” kata Poernomo melalui keterangan tertulis yang dikutip suara.com (jaringan BantenNews.co.id), Kamis (16/9/2021).
Poernomo juga menambahkan bahwa taxiway dari airstrip menuju hanggar IFC pun jalanannya sudah dalam perataan tanah.
Tahap selanjutnya menunggu selesainya pengerjaan mesin excavator untuk membersihkan jalanan dari tanah dan batu-batuan yang berada di pinggir jalan, dan jika sudah selesai, maka Bandara Salakanagara di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung sudah siap dipakai untuk olahraga kedirgantaraan dan penerbangan pesawat charter.
Adapun Kamis (9/9) lalu telah dilakukan ujicoba pendaratan pesawat memakai pesawat tipe Cesna PK-IFD dan pesawat tersebut berhasil mendarat dengan aman di jam 12.00 WIB di Salakanagara Airstrip – Tanjung Lesung.
Lebih dalam, Poernomo berharap pembangunan jalan hingga gedung hanggar dan fasilitasnya bisa berjalan lancar tanpa adanya halangan berarti.
Hal itu agar wisata dirgantara ini bisa dinikmati secepatnya bagi para penikmat wisata dirgantara dan juga wisatawan.
Apakah itu joy flight atau terbang wisata, flying and adventure seperti parachute, jumping, skydive, gantole, aeromodelling sampai Sport Pilot Training (SPL License).
“Juga, kami berharap di kancah (pariwisata) nasional, Tanjung Lesung bisa menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga bisa memajukan kepariwisataan di Indonesia bagi wisatawan lokal maupun mancanegara,” tutup Poernomo.
Dengan hadirnya hanggar dan taxiway di Bandara Salakanagara juga memberikan banyak manfaat juga bagi investor. Hal itu karena hanggar dan taxiway pada Bandara Salakanagara akan mempermudah mobilitas masyarakat ataupun barang dari dan ke Tanjung Lesung.
Alhasil muncul peluang usaha baru yang bisa “digarap”, baik dari sektor properti di sekitar Bandara Salakanagara maupun penyediaan sarana transportasi atau cargo.
Apalagi bandara ini berada di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, artinya akan memberikan banyak keuntungan dari pajak, fiskal, dan kepabeanan bagi investor yang ingin menanamkan modal.
Adapun Tanjung Lesung dan IFC sudah melakukan audiensi ke beberapa pihak atau instansi terkait akan hadirnya wisata dirgantara di kawasan yang dimiliki Jababeka ini. Belum lama Tanjung Lesung dan IFC mengunjungi Markas Besar Angkatan Udara di Cilangkap.
Dalam pertemuan tersebut Poernomo Siswoprasetijo dari pihak Tanjung Lesung, bersama Sigit H Samsu selaku Presiden IFC dan Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna selaku anggota IFC membahas kerja sama di bidang pengembangan Olahraga Dirgantara (Ordirga) Indonesia Flying Club yang berada di Tanjung Lesung-Banten.
Seperti diketahui, Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan termasuk dalam program 10 “Bali Baru” dari kemenparekraf yang memiliki keindahan panorama dan destinasi wisata pantai yang bisa digunakan sebagai sarana meningkatkan wisata olahraga, alat juang dan minat dirgantara. Tujuannya, untuk mendukung pertahanan negara di dirgantara. (Red)