PANDEGLANG – Langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang untuk menarik simpati dari wisatawan pasca bencana tsunami beberapa waktu lalu terus digalang. Salah satunya dengan memasang spanduk ajakan berlibur ke Pandeglang.
Spanduk ajakan yang bertuliskan seperti “Ayo ke Pandeglang Menikmati Indahnya Pantai Selat Sunda yang Aman untuk Liburan Lebaran” terpasang di beberapa titik seperti di Alun-alun Pandeglang, di depan Kantor Dinas Pariwisata Pandeglang, Kantor DPMPTSP, DPUPR dan Dinkes Pandeglang.
Tak ayal langkah promosi yang dilakukan Pemkab Pandeglang itu mendapatkan kritikan dari warga yang melihat. Salah satunya dilontarkan oleh Rima, seorang warga Cigadung, Kecamatan Karangtanjung menilai, spanduk itu tidak tepat. Karena ajakan berwisata ke Pandeglang dipasang di daerah sendiri.
“Seharusnya ajakan lebih tepat ditujukan ke warga luar Pandeglang. Kalau saja dipasang di Serang, itu tepat. Tapi kalau mengajak warga Pandeglang berwisata ke Pandeglang, buat apa?” Kata Rima, Kamis (30/5/2019).
Ia lebih setuju jika spanduk ajakan itu dipasang di luar Kabupaten Pandeglang atau menggunakan Media Sosial sebagai ajang promisi. Sebab tujuan utama Pemkab pasti mengajak wisatawan sebanyak-banyaknya untuk berlibur ke Pandeglang.
“Syukur-syukur bisa pasang dilokasi strategis di daerah lain, seperti Bandara Soekarno Hatta. Cara promo itu kan sudah dipakai (Kabupaten) Lebak. Kenapa tidak ditiru?” terangnya.
Soleh yang merupakan warga Pandeglang juga mengaku bingung membaca spanduk promosi tersebut, apalagi di dalam spanduk itu tidak menampilkan objek wisata yang ada di Pandeglang. Soleh menjelaskan, ajakan pemerintah ke masyarakat menikmati pantai di pesisir Selat Sunda, terkesan mengesampingkan destinasi wisata lain.
“Masyarakat diajak ke Pandeglang buat berwisata. Tapi wisatanya apa saja engga ditampilin. Kan bikin bingung. Memang pantai Pandeglang sempat hancur kena tsunami tapi kalau ngajaknya berlibur, seharusnya objek wisata lain juga dipromosikan, jangan cuma pantai. Kan Pandeglang ada objek wisata lain seperti pemandian dan TNUK (Taman Nasional Ujung Kulon),” tukasnya. (Med/Red)