SERANG – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Mathla’ul Anwar, Embay Mulya Syarief berharap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Provinsi Banten tidak menimbulkan konflik lantaran perbedaan memilih.
“Bahwa bangsa kita ini kan bangsa yang bhinneka itu kan kenyataan. Perbedaan itu biasa. Bukan hanya karena perbedaan memilih kemudian kita jadi ada konflik. Itu tidak benar. Biasa sajalah,” kata Embay saat ditemui usai menghadiri Mukerda IV MUI Banten di Ponpes Al Mubarok, Kota Serang, Kamis (21/11/2024).
Embay menuturkan, sejak diselenggarakan Pemilu pertama pada 1955, situasi politik di Banten selalu aman.
“Di Banten ini kan tidak pernah ada ceritanya ribut gara-gara urusan politik. Nggak ada. Saya sejak ikut pemilu tahun 1955 pemilu pertama, aman-aman saja,” tuturnya.
Embay juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kondusifitas agar Pilkada Serentak di Provinsi Banten berjalan lancar.
“Kita bersama-sama jaga Banten agar kondusif, agar pemilu serentak berjalan lancar,” katanya.
Embay juga meminta MUI Banten sebagai organisasi umat muslim untuk bersikap netral pada pesta demokrasi ini.
“MUI tentu saja tidak boleh berpihak. Kalau pribadi-pribadinya silakan saja. Itu kan rahasia. Tapi kalau sebagai organisasinya MUI tidak boleh berpihak,” ucapnya.
MUI, menurut Embay, harus menjadi penengah dalam meredam suasana politik yang kian memanas jelang pemungutan suara 27 November 2024 mendatang.
“Malah nanti kalaupun misalnya terjadi hal yang tidak kita inginkan harus menjadi penengah untuk meredam misalnya ada suasana yang panas,” ujarnya.
Sementara, Ketua MUI Banten, KH. Bazari Syam mengatakan, memilih pemimpin menjasi sebuah kewajiban. Untuk itu, pihaknua berharap semua umat Islam itu menunaikan hak pilihnya.
“Yang kedua pasti ada terjadi perbedaan pilihan. Kita berharap berbeda pilihan itu tidak harus melahirkan perselisihan pertentangan apalagi perpecahan di tengah masyarakat,” kata Bazari.
“Saya sampaikan tadi seluruh keluarga besar majelisnya ulama itu untuk mampu memilah dan memilah diksi dan narasi dakwah yang bisa menyejukkan kepada semua orang. Keamanan kenyamanan itu jauh lebih penting daripada persoalan perselisihan,” sambung Bazari.
Bazari juga berharap, MUI bersama Bawaslu dan KPU serta TNI/Polri membangun sinergitas. “Kita ingin mengatakan bahwa riswah (suap) dalam bentuk apa pun itu dilarang dalam Islam. Itu yang ingin kita sampaikan. Tapi kalau tidak disosialisasikan bersama-sama oleh seluruh komponen ini tidak efektif,” ucapnya.
Sebagai sebuah lembaga, Bazari menilai, MUI harus memberikan kontribusi kemanfaatan pada umat. Terutama pada persoalan-persoalan umat harus mencermati.
“Kita juga kita ingin meyakinkan bahwa program kerja MUI di tahun 2025 ini harus betul-betul terencana dengan baik. Apalagi menghadapi sisa-sisa kegiatan ini juga kan perlu kita punya program yang lebih mencerahkan,” katanya.
Penulis: Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor: Usman Temposo