SERANG – Persoalan pengangguran dan kemiskinan kembali mengemuka pada debat terbuka Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Banten 2024 jilid II. Baik pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi (Airin-Ade) dan paslon nomor urut 02, Andra Soni-A. Dimyati Natakusumah (Andra-Dimyati) menawarkan solusi terkait permasalahan tersebut.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten, Kamis (7/11/2024), kembali menggelar debat terbuka Pilgub Banten 2024 jilid II. Debat tersebut juga ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Sebelum masuk sesi tanya jawab, masing-masing Paslon juga memaparkan visi dan misinya. Selanjutnya, kedua paslon juga diberi waktu untuk menjawab pertanyaan yang telah ditentukan oleh panelis.
Keseruan debat terjadi ketika memasuki sesi tanya jawab. Di mana, paslon 02 Andra-Dimyati menilai pengangguran dan kemiskinan menjadi persoalan serius yang harus ditangani di Provinsi Banten.
Untuk itu, Andra-Dimyati menawarkan solusi lewat program pendidikan gratis.
“Komitmen kami dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan lewat pendidikan gratis. Kami yakin, lewat pendidikan dapat memutus mata rantai itu,” kata Andra, seraya bertanya kepada Airin-Ade terkait solusi yang diberikan untuk atasi masalah tersebut.
Menanggapi pertanyaan Andra-Dimyati, Paslon Airin-Ade menilai, pendidikan bukan hanya persoalan gratis, akan tetapi bagaimana upaya meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.
“Angka partisipasi sekolah (di Banten) masih rendah. Maka kita harus breakdown lagi. Yang namanya sekolah gratis itu biaya operasional, biaya personal atau apa? Anak kita juga jangan sampai asal sekolah,” kata Airin menjawab pertanyaan Andra Soni.
Lebih lanjut, Airin menilai, harus ada evaluasi SMK. Hal itu lantaran tingkat pengangguran di Banten masih didominasi lulusan sekolah kejuruan.
“Bagaimana sekolah kejuruan bisa link and match dengan dunia industri. Membangun sekolah baru butuh 2 tahun, ruang kelas baru butuh 1 tahun,” ucapnya.
“Dan konsep yang kita tawarkan bagiamana membangun sekolah baru dan ruang kelas baru tapi tidak mematikan sekolah swasta. Bagiamana kita upayakan beasiswa, subsidi per siswa sekolah swasta. Karena anggaran rupiah yang masuk ke (sekolah) negeri harus bisa juga dinikmati siswa swasta. Itulah artinya keadilan dan pemerataan,” sambungnya.
Menanggapi jawaban Airin, Andra menilai, sudah waktunya Banten mengejar ketertinggalan. Untuk itu, sekolah gratis harus teralisasi.
“Jakarta sudah menerapkan sekolah gratis. Maka Banten harus bisa mengejar itu. Selain itu, kesejahteraan guru juga harus diperhatikan,” katanya.
“Saya meyakini pendidikan gratis jadi cara Banten lepas dari kebodohan dan keterbelakangan,” sambungnya. (Mir/Red)