SERANG – Warga Desa Koper, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang tampaknya harus lebih bersabar menghadapi kondisi kerusakan jalan antara Desa Songgom Jaya dan Desa Koper. Mengingat banyaknya agenda rehabilitasi ruas jalan yang akan diperbaiki Pemkab Serang tahun ini.
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Serang, Yadi Priyadi Rochdian mengatakan bahwa kerusakan jalan di Desa Koper termasuk dalam rencana peningkatan jalan desa.
“Ya memang ada beberapa rencana kami ya dalam peningkatan jalan Kabupaten. Itu juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang sampai 2021. Planning (rencana) kita ke SK 2010 itu yang 601 kilometer, kita ingin kondisinya mantap dalam kondisi beton semua. Planning itu melalui Perda Percepatan sudah dijalankan 100 kilometer pertahun. Nah yang jalan rusak Desa Koper itu masuk dalam yang baru ditingkatkan. Kita coba menampung semua aspirasi masyarakat dan akan disurvei kembali,” ujar Yadi Priyadi saat ditemui di kantornya, Kamis (4/2/2021).
Baca : Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pemkab Serang Perbaiki Jalan Songgom-Koper
Yadi mengatakan sesuai SK 2010, pada tahun 2021 jalan yang rusak sekitar 601 kilometer harus diselesaikan. Namun demikian dirinya belum dapat menjelaskan nilai anggaran dan kapan rencana khususnya perbaikan jalan di wilayah itu akan dilelangkan.
“Itu rencana dari Pemda pokoknya 2021 ini 601 kilometer jalan yang rusak sesuai SK 2010 diselesaikan. Yang rusak-rusak di tahun-tahun sebelumnya nanti sambil diperbaiki sehingga nanti kami bisa meningkatkan status jalan-jalan desa. Rencananya untuk Koper, Cikande untuk jalan Kabupatennya memang dari yang 601 kilometer sudah hampir selesai kan memang ada yang harus diperbaiki,” ucap Yadi.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Koper, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang mengeluhkan jalan rusak. Jalan yang rusak berada di antara jalan Desa Songgom Jaya dan Desa Koper, jalan tersebut cukup memprihatinkan dan banyak pengendara motor yang jatuh.
Akibat pandemi, Pemkab Serang melakukan sejumlah refocusing besar-besaran dan mengakibatkan pembangunan jalan rusak tertunda.
“Memang kita punya kendala di tahun 2020, kita juga tidak tahu bakalan ada Covid sehingga terjadi refocusing (pemusatan kembali) besar-besaran. Yang semula ditargetkan sekitar 100 kilometer pertahun tapi tidak sampai, sehingga menyisakan 43 kilometer yang belum selesai. Yang seharusnya 2021 sisanya hanya 16 kilometer tapi menjadi 43 kilometer,” ucapnya.
Menurut Yadi Priyadi, kondisi jalan yang baik merupakan salah satu kebutuhan warga dan menjadi prioritas pemerintah daerah untuk memperbaiki. (Tra/Nin/Red)
