![IMG-20200817-WA0036](https://i0.wp.com/www.bantennews.co.id/wp-content/uploads/2020/08/IMG-20200817-WA0036.jpg?resize=600%2C337&ssl=1)
CILEGON – Kapolsek Pulomerak, AKP Rifki Seftrian menegaskan tak ada penolakan atau pengusiran dari aparat kepada Gabungan Mahasiswa Pencinta Alam se Banten yang hendak mengibarkan bendera raksasa berukuran 16×10 di Bukit Teletubbies, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Senin (17/8/2020).
Pihaknya justru mencegah mahasiswa agar tidak terjadi bentrok dengan masyarakat sekitar. Sebab, kegiatan mahasiswa tersebut mendapatkan reaksi dari warga setempat.
BACA : Mahasiswa Kecewa Pengibaran Bendera Raksasa di Bukit Teletubbies Gagal
“Tidak ada aparat yang mengusir, tidak ada aparat yang di situ baik kepolisian dari Polres Cilegon dan Polsek Pulomerak yang mengusir. Jadi yang menolak itu bukan polisi, tapi warga karena di situ sedang memperingati 17 Agustusan, jadi warga sedang melaksanakan lomba, jadi tadi mahasiswa juga tahu yang menolak itu bukan polisi, tapi warga. Kita sebagai aparat kepolisian, kalau tidak menyampaikan yang sedang melaksanakan aksi nantinya bentrok, akhirnya kita sampaikan warga tidak berkenan,” ujar Kapolsek, Senin (17/8/2020).
Kapolsek menuturkan bahwa kegiatan para mahasiswa juga tidak sesuai dengan perizinan yang disampaikan. Dimana dalam perizianan adalah kegiatannya pengibaran bendera, namun pada kenyataannya kegiatannya berbeda.
“Yang di lapangan bisa lihat, dia tidak hanya pengibaran bendera, dari surat perizinannya pun yang kami terima terkait nasionalisme, kalau kita bicara nasionalisme adalah berarti tentang kemerdekaan, tapi tadi pada kenyataannya baju di depannya Tolak PLTU sembilan sepuluh. Makanya kenapa mereka sampai ditolak masyarakat, ternyata surat perizinan dengan kenyataan di lapangan juga berbeda. Jadi tidak ada penolakan dari aparat kepolisian ataupun oknum, tapi jelas dari warga,” tegas Kapolsek.
Kapolsek menyatakan menghargai jika kegiatan mahasiswa tersebut adalah kegiatan dalam rangka memperingati HUT RI ke-75 dan semangat nasionalisme.
“Saat bendera dibentangkan kita semua hormat, tapi ketika baju mereka bertuliskan Stop PLTU sembilan sepuluh, jadi kemana ini arahnya. Kami berharap jangan merusak hari kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak mungkin tidak tepat disampaikan dengan waktu dan harinya, kan ada hari lain, jangan di hari Kemerdekaan ini. Kalau memang mau bersurat, silakan, kita tidak melarang, tapi jangan hari kemerdekaan ini dijadikan momen untuk penyampaian hal-hal lain, sedih nanti veteran melihatnya,” imbuhnya.
(Man/Red)