Beranda Peristiwa Soal Dugaan Pertamax Oplosan, Warga Serang Keluhkan Endapan Seperti Lumpur di Dalam...

Soal Dugaan Pertamax Oplosan, Warga Serang Keluhkan Endapan Seperti Lumpur di Dalam Tangki Kendaraan

Spanduk bertuliskan SPBU ini sedang dalam pembinaan untuk pelayanan yang lebih baik terpasang di depan SPBU Ciceri (Rasyid/BantenNews.co.id)

SERANG – Pemilik kendaraan di Kota Serang mengeluhkan mesin kendaraan mereka yang mengalami gangguan pada mesin, mulai dari kerusakan ringan hingga mati mendadak, setelah menggunakan Pertamax yang diduga telah tercampur dengan zat lain.

Diketahui, keluhan tersebut mencuat menyusul dugaan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciceri, Kota Serang, terus menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.

Fikri Hilman, seorang warga Ciracas, Kota Serang, mengaku mengalami permasalahan pada mobilnya sejak akhir tahun lalu.

Dikatakannya, kerusakan tersebut disebabkan adanya zat lain yang terkandung dalam bahan bakar berjenis Pertamax, sehingga berdampak pada penumpuknya endapan seperti lumpur gelap dalam tengki mobilnya.

“Udah lama, akhir tahun kemarin kalau tidak salah, ngendap di tangki. Saya pakai Pertamax terus, tiba-tiba mobil tidak bisa digas, jalannya tersendat-sendat, dan mesin seperti mau mogok,” ungkapnya kepada BantenNews.co.id, Kamis (27/3/2025).

Setelah membawa mobilnya ke bengkel dan membongkar tangki bahan bakar, ia menemukan adanya endapan yang mencurigakan.

“Isinya ada lumpur berwarna abu-abu gelap. Setelah dikuras, sejak itu saya tidak lagi menggunakan Pertamax, sekarang saya pakai Shell,” tambahnya.

Lebih jauh, Fikri menjelaskan, dirinya biasa mengisi BBM di beberapa SPBU di wilayah Serang, termasuk SPBU Ciceri, namun ia tidak bisa memastikan SPBU mana yang menjadi penyebab munculnya endapan di tangki kendaraannya.

“Biasa ngisi di wilayah Serang, acak aja, seperti di Kepandean, SPBU Ciceri juga pernah. Tapi saya nggak tahu yang mana yang menyebabkan endapan itu. Pastinya prosesnya lama, nggak langsung isi lalu ngendap,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa masalah ini berdampak besar pada aktivitasnya, terutama karena harus meluangkan waktu untuk memperbaiki kendaraan.

Baca Juga :  Tertangkap Warga, Maling Motor di Anyer Diamuk Massa

“Sebagai pengendara pasti terganggu. Waktu terbuang seharian di bengkel, pekerjaan juga kacau karena harus gonta-ganti kendaraan atau pakai transportasi umum,” jelasnya.

Menurutnya, pihak bengkel sempat menyebut bahwa endapan dalam tangki bahan bakarnya kemungkinan berasal dari zat aditif dalam BBM yang digunakan.

“Sebelum kasus ini ramai, bengkel sudah bilang kalau zat aditif dalam BBM bisa menyebabkan endapan di tangki kendaraan,” ujarnya.

Dengan begitu, Fikri berharap Pertamina lebih serius dalam menangani keluhan pelanggan dan bersikap lebih transparan dalam setiap pemeriksaan bahan bakar.

“Selama ini tanggapannya biasa saja, tidak adaptif terhadap keluhan masyarakat. Seharusnya ada investigasi. Minimal, kalau ada pemeriksaan, bisa nggak ada videonya? Jangan tiba-tiba diumumkan sesuai kualitas tanpa bukti, jadinya orang nggak percaya,” tegasnya.

Ia juga mengaku kini jarang mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina karena merasa kualitasnya menurun dan takarannya tidak sesuai.

“Saya sudah jarang ke Pertamina. Udah takarannya dikurangin, terus kualitasnya begitu. Jadi, kita pilih yang lain,” katanya.

Meski begitu, ia menilai banyak orang tetap mengisi di SPBU tersebut karena tidak memiliki alternatif lain.

“Mungkin karena nggak ada SPBU lain, jadi mau nggak mau orang tetap isi di situ,” tambahnya.

Diakuinya, Fikri merasa kecewa dengan adanya dugaan pencampuran bahan bakar dan berharap Pertamina bisa menghadirkan BBM dengan kualitas yang lebih baik.

“Masyarakat sudah bayar, bahkan ada subsidi dari pemerintah. Harusnya kasih BBM yang berkualitas dengan takaran yang benar. Masalah Pertamina ada dua: kualitas BBM yang buruk dan takarannya yang kurang,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pengendara ojek online, yang juga konsumen SPBU tersebut, Kurnia, mengaku bahwa motornya sempat mengalami kendala pada bagian mesin setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

Baca Juga :  Kapal Pengangkut Pupuk Pusri Terbakar di Ciwandan

“Teman-teman saya pada mogok setelah isi di sana, motornya tiba-tiba mati,” ungkapnya. Ia sendiri sempat mengalami hal serupa sebelum diketahui kini SPBU tersebut terpaksa ditutup sementara.

“Sebelum ditutup, saya sempat mengisi di sana. Waktu itu Pertalite habis, jadi saya terpaksa beli Pertamax, tapi motor saya jadi brebet. Saya tidak menyangka ada masalah seperti ini, karena SPBU itu sudah lama beroperasi,” tandasnya.

Penulis: Rasyid
Editor : Usman Temposo

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News