SERANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten telah membuat skema sekolah tatap muka bagi SMA/SMK/SKh se Provinsi Banten. Pembuatan skema itu sendiri bagian dari persiapan sekolah tatap muka yang akan dilaksanakan pada Juli 2021 mendatang.
Kepala Dindikbud Provinsi Banten, Tabrani mengatakan, untuk sekolah tatap muka ditengah pandemi Covid-19 akan berbeda. Pihaknya juga telah menyiapkan skema yaitu, jumlah siswa dibatasi, durasi belajar dikurangi, materi pembelajaran berbeda.
“Belajar dua atau tiga hari dalam seminggu, jumlah peserta didik kita batasi minial 50 persen. Durasi belajarnya kita kurangi antara dua sampai 4 jam, materai pembelajaran juga yang esensial saja atau yang pokok-pokok saja,” kata Tabrani.
Lebih lanjut, Tabrani mengungkapkan, dinas juga meminta sekolah-sekolah untuk melakukan penyatuan metode belajar atau blending learning. Dimana, pihak sekolah tetap menerapkan pembelajaran secara daring bagi siswa yang tidak belajar tatap muka dan tak diizinkan oleh orangtua.
“Kemudian nanti sekolah juga kita minta belakukan blending learning. Jadi ada luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan). Kalau ngga luring ya daring,” ungkapnya.
Tabrani juga mengaku, seluruh sekolah tingkat SMA/SMK/SKh baik negeri dan swasta di Banten siap melaksanakan sekolah tatap muka.
“Untuk negeri ada 241 sekolah kalau swasta ada 1.400 an. Dan seluruhnya sudah siap melaksanakan sekolah tatap muka,” ujarnya.
Meski begitu, Tabrani menjelaskan, setiap sekolah harus memenuhi persyaratan untuk pembelajaran tatap muka seperti fasilitas protokol kesehatan, guru sudah divaksin dan adanya ijin dari orang tua siswa.
“Sebelum menerapkan tatap muka, sekolah itu harus wajib mengisi assesment tentang kesiapan prokesnya. Yang paling penting orang tua harus setuju, kalau orang tua gak setuju, jadi gak wajib,” jelasnya.
Saat ditanya waktu pelaksanaan simulasi sekolah tatap muka, Tabrani mengaku, hal itu akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri 2021 nanti.
“Niatnya mau di April, tapi kan Ramadan jadi libur. Kemungkinan setelah lebaran kita lakukan simulasi sebelum (sekolah tatap muka) benar-benar dilaksanakan pada Juli mendatang,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kebijakan untuk sekolah tatap muka direncanakan dimulai pada bulan Juli mendatang setelah adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) meyakini, vaksinasi terhadap tenaga pengajar menjadi dasar dilaksanakannya sekolah tatap muka pada bulan Juli mendatang.
“Guru sudah divaksin, ruangan siap, warga dan orang tua seiap. Saya yakin, kita beranikan diri (belajar tatap muka),” kata WH.
(Mir/Red)