PANDEGLANG – Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cijakan 3 yang berada di Kampung Bangkalok, Desa Cijakan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang dalam kondisi memprihatinkan.
Sekolah itu menjadi salah satu sekoklah terdampak proyek pembangunan Tol Serang – Panimbang (Serpan).
Dampak pembangunan Tol Serpan terlihat hampir di setiap ruang kelas dan ruang guru. Tembok sekolah retak-retak. Selain pada tembok bangunan, lantai keramik sekolah juga terbelah akibat getaran alat berat dan lalu lintas kendaraan berat.
Guru SDN Cijakan 3, Sihab mengatakan, saat ini kondisi bangunan sekolah sangat mengkhawatirkan. Siswa dan guru belajar dalam bayang-bayang sekolah ambruk.
Kondisi sekolah yang tidak layak untuk tempat kegiatan belajar mengajar (KBM), namun karena tidak ada tempat aman lain, mereka terpaksa belajar di sekolah tersebut.
“Kondisinya sudah tidak layak pakai sebetulnya. Kami sangat khawatir, bangunan mengalami retak dan semua lantai keramik setiap ruang kelas itu hancur, tapi mau diapakan lagi. Kami tetap memaksakan untuk tetap belajar di sana,” kata Sihab saat dihubungi Bantennews.co.id, Jumat (20/9/2024).
Ia menjelaskan, rusaknya bangunan sekolah lantaran jarak antara sekolah dengan lokasi keluar masuk kendaraan proyek yang hanya 3 meter.
Apalagi ketika kendaraan besar seperti pengangkut alat berat dan material proyek melintas. Suasana bising dan polusi udara dari kendaraan membuat suasana belajar tidak lagi nyaman.
“Masalah lain adalah kegiatan belajar mengajar kurang kondusif, satu bising karena adanya getaran dan karena polusi debu, kami baik anak sekolah ataupun guru kalau mau kegiatan belajar harus membersihkan debu terlebih dahulu,” jelasnya.
Kondisi parah lainnya terjadi saat musim hujan. Sebab, bangunan yang sudah retak sangat mungkin ambruk setiap saat. “Tanah di sini labil sehingga kami takut (sekolah) roboh.”
Menurutnya, keluhan dari SDN Cijakan 3 sudah lama disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang. Sebelumnya Dinas Pendidikan menjanjikan relokasi sekolah. Namun hingga saat ini hal itu tidak pernah terjadi.
“Relokasi sebetulnya sudah direncanakan oleh Kepala Dinas yang dulu. Sudah memeriksa tanah, tapi sampai sekarang ujung-ujungnya sekolah itu tidak akan direlokasi. Malah katanya akan dibangun di lokasi yang sama. Itupun belum pasti,” ungkapnya.
Sihab juga mengaku bingung dengan desakan dari masyarakat, khususnya walimurid yang ingin bangunan sekolah direlokasi.
“Untuk sementara ini kami tidak bisa berbuat apa-apa namun di sisi lain desakan masyarakat inginnya direlokasi,” ujarnya. (Med/Red)