CILEGON – Ratu Ati Marliati menyesalkan perilaku kelompok-kelompok yang berada di sekitar Walikota dan Wakil Walikota Cilegon terpilih, Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ati setelah dirinya mengetahui adanya pendekatan dan ‘silaturahmi’ yang dilakukan di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di saat dirinya masih menjabat sebagai Wakil Walikota.
“Yang ibu pantau, ya kan pelantikan belum ada, tetapi ibu dapat laporan dari bawah itu mereka masuk ke kelurahan, mereka masuk. Kita tidak tutup-tutupi, ada Pemuda Pancasila datang, dan juga sampai ke pengusaha-pengusaha, itu maksudnya apa? Kan ngga boleh dong, pemerintahan tidak boleh dicampuri dengan ormas,” cetus Ati usai menjalani pelantikan pengurus DPD II Partai Golkar Kota Cilegon masa bakti 2020-2025 hasil Musda di Hotel Grand Mangku Putra Cilegon, Jumat (5/2/2021).
Menurut Ati, selama memimpin pemerintahan, pihaknya tidak pernah menunjukkan perilaku maupun upaya pendekatan-pendekatan seperti yang dimaksud. “Kita tidak pernah begitu, pemerintahan biarkan berjalan. Kalaupun silaturahmi, bolehlah nanti setelah pelantikan (Walikota dan Wakil Walikota terpilih-red). Dan kita tidak akan sakit hati dengan kekalahan, ibu selalu mengedepankan etika. Yang terpenting gunakan wadah pada saatnya,” katanya.
Lebih jauh Ketua DPD Golkar Cilegon bahkan menyesalkan langkah Walikota Cilegon terpilih, Helldy Agustian yang mendatangi dan memberikan bantuan ke masyarakat belum lama ini.
“Kalau silaturahmi sih boleh saja, tapi seperti yang terjadi di Kelurahan Sukmajaya. Beliau (Helldy Agustian) datang dan membantu mereka yang punya masalah tanpa melalui RT, ternyata jadi persoalan karena yang harus dibantu sebenarnya yang lebih parah ada, tetapi itu kan hanya pencitraan. Padahal sudah lewat masanya pencitraan. Jadi lebih ke etikanya, karena masih ada Pak Edi (Walikota Cilegon) dan ibu bawahannya,” tandasnya.
Senada dikatakan Isro Mi’raj. Sekretaris Partai Golkar Cilegon yang baru dilantik ini pun segera mengamini pernyataan Ratu Ati Marliati.
“Ada etika, norma-norma dan kaidah yang mungkin harus dijaga untuk saling menghormati dan menghargai serta menjaga perasaan. Minimal lah kita kan akan bersama-sama di pemerintahan ini,” katanya.
Lebih jauh, Anggota DPRD Cilegon ini bahkan mengisyaratkan pentingnya sinergitas pemerintahan, terutama dengan wakil rakyat partai beringin tersebut. “Jadi meskipun beliau (Ratu Ati Marliati) nanti tidak lagi menjabat sebagai wakil kepala daerah, tapi kan beliau punya fraksi dengan 10 kursi di parlemen. Tentu sikap dan keputusan dari fraksi tersebut dibutuhkan. Intinya semua elemen dan kelompok masyarakat punya peran dalam pembangunan,” tandasnya. (dev/red)