SERANG – Pengungkapan kasus produksi dan peredaran madu palsu Baduy oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten mendapat apresiasi dari masyarakat. Hal itu disampaikan pecinta masyarakat adat Baduy, Uday Suhada.
“Kami sangat mengapresiasi langkah konkret yang diambil Polda Banten. Sebab sindikat ini jelas telah mengeksploitasi Komunitas Adat Kanekes (Baduy),” kata Uday, Selasa (10/11/2020).
Sebagai orang yang selama ini turut menghormati dan mencintai Baduy, kata Uday, ia merasa perlu menyampaikan bahwa citra masyarakat Baduy yang terkenal jujur, mengedepankan kesederhanaan, memuliakan kehidupan. “Justru (kejujuran itu) dimanfaatkan oleh sekelompok oknum semata untuk kepentingan bisnisnya, tanpa memikirkan keselamatan jiwa konsumen,” kata dia.
Sepengetahuan Uday, cairan berbentuk mirip madu itu diproduksi di pabriknya yang dimasukkan ke jirigen kemudian dibawa ke Kanekes (Baduy). “Sindikat ini memanfaatkan generasi muda Baduy yang sudah akrab dengan android.”
Cairan itu dikemas ke dalam botol dan dibalut dengan pelepah pisang agar terkesan alami tanpa keterangan apapun termasuk perijinan dari BPOM, sertifikat halal, perizinan dari Kementerian Kesehatan dan semacamnya. “Kemudian anak-anak muda Baduy itu menjualnya, baik secara langsung maupun online dengan memanfaatkan media sosial.”
Perbuatan tersebut, kata dia, jelas telah mencoreng nama baik dan citra Baduy. “Itu merupakan perbuatan penipuan terhadap konsumen yang mengancam kesehatan masyarakat di berbagai pelosok tanah air.”
Oleh karena itu, ia mendorong Polda Banten untuk menegakkan hukum seadil-adilnya. Mendesak Polda Banten untuk segera menindak tegas para pelaku utama yakni pemilik dan pengelola pabrik madu palsu dan bandar pengedarnya. “Sebab warga Baduy adalah pihak yang dikorbankan.”
“Mengimbau masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam membeli madu yang mengatas namakan Baduy. Sebab madu asli dari Baduy sangat terbatas. Mengimbau para penjual madu palsu atas nama Baduy tanpa legalitas di berbagai daerah di tanah air, untuk menghentikan aktivitas bisnisnya. Sebab hal ini sangat membahayakan kesehatan manusia.” (you/red)