SERANG – Lantunan solawat terdengar bersahutan sejak sore hari, memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW datang. Bulan yang ditunggu para umat Muslim di Dunia untuk dapat dirayakan secara meriah dan turun temurun. Salah satunya seperti Perumahan Graha Walantaka, kampung Pengampelan, Kota Serang, Banten.
Tradisi Panjang Mulud, merupakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tradisi ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, sesuai kebiasaan dan budaya masing-masing daerah.
Di Kampung Pengampelan ini, perayaan Panjang Mulud dimeriahkan dengan berbagai lomba dan hiburan seperti membaca pidato, adzan, mengaji, nasyid, hingga qasidahan yang dilakukan oleh anak-anak hingga ibu-ibu.
Terlihat bahwa antusias warga yang akan merayakan kembali hari lahir Nabi Muhammad sejak sebelumnya tidak dapat merasakan euphoria ini selama pandemi Covid-19. Suasana yang sangat dirindukan bukan hanya para anak-anak yang memang menyukai sebuah perayaan, melainkan juga para remaja dan orang dewasa.
Perayaan ini dilakukan secara bergotong royong, menurut Kukuh Budi Santoso selaku ketua Dewan Kesejahteraan Masyarakat (DKM) di perumahan Graha, Panjang Mulut ini kembali hadir setelah dua tahun tidak dilaksanakan.
“Saya berharap perayaan seperti ini dapat dilakukan kembali di tahun depan dengan kemeriahan yang sama atau lebih dari ini tanpa hambatan” ujar Budi.
Hiasan ornamen Maulid kali ini adalah bambu dibuat serupa berbentuk perahu, pernak-pernik dari kertas dan pompom berwarna emas, makanan ringan, dan uang kertas yang bergelantungan sepanjang perahu.
Acara dimulai pada pukul setengah delapan malam,atau selesai pelaksanaan sholat Isya, para anggota pelaksana mengumumkan informasi kepada masyarakat agar datang. Para warga berkumpul di lapangan, tenda yang sudah didirikan dan kursi-kursi di persiapkan untuk diisi dengan rapi.
Anak-anak memilih untuk berjalan-jalan sekitar lapangan, penasaran dengan banyaknya aksesoris pada patung bambu berbentuk perahu yang menjadi pusat perhatian malam ini.
Grup ibu-ibu qosidah juga ikut ambil bagian paling sibuk. Dengan baju setelan merah maroon, kedua tangan yang sibuk—satu sisi memegang rebana, dan satunya sibuk mengenggam ponsel, asik berswafoto.
Acara inti diberikan kepada KH.M. Thobary Syadizily selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-Husna Tanggerang untuk memberikan ceramah dengan tema “Membangun Akhlak Mulia Menuju Kesempurnaan Iman Melalui Jihad di Era Millenial”.
Semakin larut, semakin banyak pula warga yang datang untuk menyaksikan pentas hiburan yang dilakukan oleh anak-anak dan warga yang hadir.
Mengelilingi Penjor makanan ringan dan uang kertas secara antusias. Ketika Edi Rukmana (RT 04) membolehkan anak-anak mengambil sepuasya, para masyarakat ikut andil mencari celah tempat untuk dapat mengambil jajanan atau uang yang menggantung.
Bapak Budi menuntup acara dengan ucapan terimakasih kepada masyarakatnya dan para undangan yang telah datang memeriahkan kegiatan Maulid Nabi dengan lancer.
“Alhamdulillah perayaan tahun ini akhirnya dapat digelar kembali, semoga pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H tahun 2022 dapat diselenggarakan dengan lancer kembali” ujarnya. (Tra/Alf/Red)