PANDEGLANG – Duka masih menyelimuti warga korban bencana tsunami belum terobati. Perasaan trauma akan terjangan air yang memasuki pemukiman dan menelan ratusan nyawa itu masih menyisakan ketakutan sehingga mengakibatkan banyak warga yang terpaksa harus memilih bertahan hidup di pengungsian dan belum kembali ke tempat tinggalnya.
“Kami masih menyaksikan kondisi daerah di Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang itu sekarang seperti perkampungan yang tak bertuan. Warga kampungnya masih banyak memilih mengungsi, masih trauma dan mempertimbangkan keselamatan keluarganya,” ungkap Riza Fauzan Hakim, perwakilan kelompok Warga Kramatlor, Desa Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang kepada BantenNews.co.id, Selasa (1/1/2019).
Riza didampingi Eqi El bersama rombongan warga lainnya mengaku, puing-puing bangunan warga dan sisa terjangan tsunami menjadi pemandangan hampir di setiap sudut di daerag yang berada tepat di bibir pantai bagian selatan Selat Sunda itu.
“Kami datang ke daerah itu sekaligus ingin berbagi kedukaan, menyerahkan bantuan yang bisa kami berikan untuk meringankan beban mereka,” katanya.
Sementara Ojie Fahruroji, salah seorang warga setempat yang bangunannya selamat dari terjangan tsunami menerangkan, warga hanya mendatangi tempat tinggalnya di pagi hari untuk sekedar merapikan sisa-sisa bangunan setelah terjangan tsunami lalu mengumpulkannya di beberapa titik lokasi bencana.
“Warga juga belum tau, nanti seperti bambu bekas bagan apakah akan dibakar atau diapakan. Karena kan kalau seperti batu bata kayaknya diratakan saja,” katanya. (dev/red)