Beranda Bisnis Digitalisasi Pemasaran Pelaku UMKM Banten di Tengah Pandemi

Digitalisasi Pemasaran Pelaku UMKM Banten di Tengah Pandemi

Produk UMKM - foto istimewa

SERANG – Di tengah pandemi sektor ekonomi khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Banten sangat terpukul dan terpuruk. Seperti yang dialami Babay Barqoh, pelaku UMKM di Desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Ia mengaku menurunnya omzet penjualan ubi balut cokelat produknya karena pandemi Covid-19, tak membuatnya putus asa.

Babay tetap terus memproduksi meski harus merumahkan 10 karyawannya dan kini hanya tinggal tiga orang. Babay memasarkan produknya melalui media sosial seperti facebook, instagram, dan promosi melalui WhatsApp.

Saat pandemi, Babay mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Dari awalnya per bulan bisa menjual 1.000 pcs menjadi hanya 50 sampai 100 pcs saja. Hal itu terjadi selama 7 bulanan pandemi. “Pernah juga dalam sebulan enggak ada penjualan sama sekali,” keluh Babay beberapa waktu lalu.

Namun baru 2 bulan terakhir ini, kata Babay, perlahan-lahan penjualan sudah mulai naik lagi mencapai 300 sampai 400 pcs/bulan. “Semoga pandemi cepat selesai, supaya bisa bisnis kembali lancar biar bisa memperkerjakan saudara dan tetangga kembali,” ucapnya.

Hingga saat ini pemerintah daerah dan sektor swasta terus berupaya membantu pelaku UMKM untuk bisa bangkit setelah diterpa badai Covid-19 yang meluluhlantakkan mayoritas pelaku usaha.

Salah satu yang digeber adalah dukungan UMKM melalui strategi digitalisasi. Karena dengan memanfaatkan teknologi digital, pangsa pasar UMKM semakin luas dan aktivitas perdagangan bisa tercatat dengan baik. Digitalisasi selain bisa memperlebar pangsa pasar, juga mampu memberikan efek positif bagi efisiensi UMKM.

Oleh sebab itu di zaman yang serba canggih, UMKM hingga industri perlu menyesuaikan bisnisnya dengan memanfaatkan teknologi. Karena pengguna gadget yang terus tumbuh di wilayah Banten, dimana mayoritas dari kalangan milenial menjadi pasar yang menjanjikan untuk menjajakan produk.

Dalam sebuah jumpa pers, Gubernur Bank Indonesia Perry Warijo telah menjelaskan transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh tinggi di Indonesia seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.

“Nilai transaksi e-commerce pada kuartal I dan II 2021 meningkat 63,36 persen (yoy) menjadi Rp186,75 triliun, dan diproyeksikan meningkat 48,4 persen (yoy) mencapai Rp395 triliun untuk keseluruhan tahun 2021,” jelas Perry dalam dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (23/7/2021) lalu.

Perry pun mengatakan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada kuartal I dan II 2021 meningkat 41,01 persen (yoy) mencapai Rp132,03 triliun, dan diproyeksikan tumbuh 35,7 persen (yoy) mencapai Rp278 triliun untuk keseluruhan tahun 2021. Sementara itu, transaksi perbankan digital pada kuartal I dan II 2021 meningkat 39,39 persen (yoy) menjadi Rp17.901,76 triliun, dan diproyeksikan meningkat 30,1 persen (yoy) mencapai Rp35.600 triliun untuk keseluruhan tahun 2021.

“Bank Indonesia mendorong percepatan digitalisasi sistem pembayaran untuk akselerasi ekonomi keuangan digital dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya. (Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News