TANGERANG – Sebagai kota heterogen, Kota Tangerang di tengah pandemi membutuhkan semangat persatuan dan kesatuan, untuk bisa sama-sama sehat dan semangat membangun Kota Tangerang yang lebih maju. Selaras dengan tema HUT Kota Tangerang ke-28 yaitu, ‘Semangat dan Sehat Membangun Kota Tangerang’.
Hal itu pun direalisasikan melalui program Kampung Tangguh Jaya Siaga Corona atau biasa dikenal dengan Kampung Si Gacor. Yaitu program penanggulangan pandemi Covid-19 yang dimulai dari Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Tidak tanggung-tanggung, sudah 1.014 Kampung Si Gacor terbangun di 104 kelurahan se-Kota Tangerang.
Diketahui, Kampung Si Gacor merupakan partisipasi warga, melalui kesiapsiagaan dan kepedulian bersama untuk menjaga kesehatan, keamanan di lingkungan masing-masing secara swadaya. Selain itu, Kampung Si Gacor juga difungsikan untuk monitoring sebaran kasus Covid 19, baik yang terkonfirmasi positif maupun bergejala hingga mereka yang isolasi mandiri.
Dalam realisasinya, Kampung Si Gacor ada dalam kendali para Satuan Tugas (Satgas) gugus Covid-19, di tingkat RT dan RW dengan tugasnya masing-masing. Diantaranya, memastikan jalannya penerapan protokol kesehatan, ketersediaan fasilitas, memastikan tidak terjadinya kerumunan hingga terus mendorong kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan.
“Untuk mendukung Program Kampung Si Gacor, Pemkot Tangerang pun telah mengerahkan seluruh OPD, camat dan lurah di masing-masing wilayah, untuk tidak putus berkolaborasi bersama masyarakat, sehingga informasi dan komunikasi terkait Covid-19 dapat cepat dan tepat tertangani,” ungkap Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.
Ia pun menuturkan, dalam penyebaran Covid-19, klaster keluarga masih menjadi peringkat tertinggi, yakni sebanyak 35 persen. “Dengan itu, kami yakin Program Kampung Si Gacor menjadi solusi tepat, serta bisa menjadi garda terdepan dalam penekanan angka penyebaran Covid-19, mulai dari rumah atau keluarga, selanjutnya baru lingkungan sekitar,” tegas wali kota.
Hal ini pun telah dibuktikan para warga di RW 01, Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, yang berhasil keluar dari zona merah melalui Program Kampung Si Gacor.
Seperti kata Ketua RW 01, Kelurahan Gaga, Opick Baharudin, sebelumnya ada 293 warga atau 30 persen warganya yang terpapar. Namun kini, wilayahnya sudah menjadi zona hijau dengan nol pasien.
“Kami rutin melakukan program mingguan, mulai dari penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah, pengecekan suhu setiap harinya di gang masuk, menyediakan fasilitas cuci tangan hingga menegur dan memberikan masker bagi warga maupun pengunjung yang tak menggunakan masker. Tak hanya itu, kami juga sukses melalui program satu kader satu rumah dan satu satgas satu rumah yang kita jalani selama ini,” ungkap Opick.
Lanjutnya, dalam penanganan Covid-19 ini, selain terkait protokol kesehatan, para warga RW 01 juga mengaktifkan lumbung pangan. Mulai dari beragam bantuan dari Pemkot Tangerang, warga RW 01 juga menjalankan program ketahanan pangan dengan berbudidaya ikan, hingga bercocok tanam produktif.
“Hasil dari lumbung pangan, kami para warga salurkan kepada mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah, atau para warga yang membutuhkan karena terdampak ekonomi, guna meringankan beban kebutuhan rumah tangga,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan, Sekretaris Kampung Si Gacor Buana Permai RW 09, Kelurahan Cipondoh, Sofia Setyo Rini, setelah menerapkan Kampung Si Gacor, para warga lebih peduli terhadap perkembangan Covid-19. Tak hanya itu, kesadaran warga akan protokol kesehatan pun jauh lebih konsisten.
“Yang terpenting, melalui Kampung Si Gacor kebersamaan antar warga sangat terbangun. Pada saat ada warga yang positif Covid-19, itu tak lagi menjadi sebuah aib, tidak menjauhi mereka yang terpapar. Bahkan sebaliknya, membantu segala kebutuhan dan membantu keluarga lainnya agar tidak terpapar. Maka, klaster keluarga di wilayah RW 09 Buaran Permai cukup tertangani,” katanya.
Sementara itu, pada 2020 di Kota Tangerang tercatat ada 151 ribu Kepala Keluarga (KK) yang terdampak pandemi. Pemkot Tangerang pun telah menyiapkan Jaring Pengaman Sosial (JPS) berupa bantuan langsung tunai dan sosial berupa beras melalui program lumbung warga. Selain itu, adanya program ketahanan pangan dengan mengajak 47 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar di 104 kelurahan.
Salah satunya, KWT Anthurium di Jalan Perumahan Pondok Arum, RT 06, RW 03, Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci. Ketua KWT Anthurium, Yulia Darmawan, mengungkapkan, sudah memiliki 40 anggota dan berhasil mengajak 60 rumah, untuk memanfaatkan pekarangannya menjadi lahan bercocok tanam.
“Hasil bercocok tanam di rumah, selain bisa dikonsumsi sendiri juga untuk menekan biaya belanja. Tak sedikit dari mereka juga menjualnya, sehingga bisa menjadi tambahan ekonomi warga di tengah pandemi. Sebagian hasil bercocok tanam ini juga kami manfaatkan untuk mengisi lumbung warga, yang secara rutin dikirim ke warga yang isolasi mandiri dan mereka yang terdampak secara ekonomi,” ungkap Yulia.
Saat ini, Kampung Si Gacor pun menjadi pemantik awal lahirnya Kampung Tangguh Jaya Si Gacor (KTJ-Si Gacor). Sebuah terobosan baru atas kolaborasi Pemkot Tangerang bersama Polres Metro Tangerang Kota, dalam menyikapi Surat kemendagri dan Kapolda Metro Jaya. Dalam rangka implementasi penerapan PPKM Mikro dan penekanan angka penyebaran Covid-19 di lingkungan rumah warga. (ADV)