CILEGON – Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan, hingga hari ini aktivitas sekolah beralih dari offline to online atau via dalam jaringan (daring). Otomatis, tugas-tugas siswa yang biasa diserahkan secara cetak saat ini cukup dikirim dalam bentuk softfile melalui email atau WhatsApp grup.
Rupanya, hal itu memberikan dampak pada salah satu pemilik jasa fotocopy di Cibeber. Tori Irwansyah, perantau asal Sumatera Barat ini sudah memiliki usaha jasa fotocopy sejak tahun 2017 di Linkungan Cibeber, Kota Cilegon.
“Dampak pandemi ini betul-betul terasa. Omzet usaha saya berkurang sekitar 30% dari sebelum ada Covid-19,” keluhnya sewaktu ditemui di tempat usahanya di bilangan Perumnas, Cibeber, Minggu (1/11/2020).
Seperti yang disebutkan di atas, omzetnya bisa menurun lantaran banyak sekolah yang diliburkan. “Siswa memang yang paling sering fotocopy tugas sekolahnya di sini. Karena kebetulan deket sini banyak sekolahan,” jelas pria 23 tahun itu.
Namun baginya, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengeluh. “Saya malah merasa beruntung masih bisa bertahan. Karena beberapa teman malah menutup usahanya,” tambahnya.
Toris juga mengatakan perlu sikap optimis melawan wabah virus Covid-19 ini. Salah satu caranya dengan menerapkan 3M dengan baik. Bila kita berkunjung di tempat usahanya, ia sengaja memasang tulisan “Kawasan Wajib Masker” di dinding depan tempatnya usaha.
“Anjuran pemerintah soal menerapkan 3M bagi saya sangat penting. Sengaja saya kasih peringatan di depan (toko usaha/red) wajib pakai masker. Bahkan di monitor komputer wallpapernya tulisan soal patuhi pakai masker,” katanya sembari menunjukkan layar komputernya.
Sejauh ini, pelanggan di toko fotocopy-nya cukup patuh menerapkan 3M sesuai standar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
“Semoga pandemi cepat berlalu dan sekolah bisa aktif lagi, biar omzet saya stabil kayak biasanya,” ucapnya diselingi tawa.
(AU/Red/SG)