CILEGON – PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) menolak memberikan keterangan langsung kepada awak media terkait dengan aksi demonstrasi kelompok masyarakat yang berasal Kampung Baru, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang di depan pintu gerbang PT CAP, Kamis (4/10/2018).
Manajemen pabrik petrokimia itu hanya menyampaikan keterangan melalui rilis di pesan WhatsApp oleh Community Relations Officer PT CAP, Wawan Mulyana. Dalam rilisnya disebutkan, pernyataan manajemen itu disampaikan oleh Manager ComDev PT CAP, Endang Suyatno yang menyebutkan bahwa aksi unjuk rasa itu adalah menyangkut persoalan limbah scrap dimana PT CAP dituding tidak terbuka dalam proses lelangnya dan tak melibatkan pengusaha lokal.
“Soal penjualan scrap itu sudah ada mekanismenya, sudah ada aturannya dari perusahaan. Kami membuka kesempatan yang sama pada seluruh perusahaan, tidak ada yang dibeda-bedakan. Selama ini yang ikut tender juga pengusaha lokal semuanya. Jadi jika ingin ikut serta dalam lelang harus mengikuti mekanisme yang ada, tidak bisa sembarang. Kami lakukan semuanya secara fair dan benar sesuai dengan prosedur yang ada,” ujarnya.
Endang kembali menegaskan, PT CAP secara fair dan benar melaksanakan proses pelelangan scrap. Dimana hasil dari penjualan scrap, digunakan perusahaan untuk kepentingan kegiatan sosial masyarakat dengan melibatkan kemitraan yang terdiri dari berbagai macam organisasi dan kelompok masyarakat.
“Keuntungan dari penjualan scrap kami gunakan untuk kegiatan sosial masyarakat. Dengan melalui organisasi kemitraan yang sudah kami jalin sejak lama. Misalnya saat kegiatan pasar murah yang dilakukan setiap menjelang Idul Fitri. Atau jika ada bencana seperti banjir yang melanda Anyer beberapa tahun silam itu juga sebagian bantuannya berasal dari hasil penjualan scrap,” imbuhnya.
Baca : Dua Kelompok Warga ‘Unjuk Kekuatan’ di PT Chandra Asri Petrochemical
Sebelumnya diberitakan, Tb Ricky Suhendra selaku koordinator aksi masyarakat Kampung Baru membantah tudingan bahwa aksi itu sarat dengan kepentingan usaha, yakni menyangkut proses lelang scrap.
“Ini adalah murni gerakan masyarakat, bukan kepentingan. Dan alhamdulillah kami akhirnya dianggap bukan anak tiri lagi oleh Chandra Asri, dan mereka mau membuka diri untuk kami kaitan peluang kerja, tender dan lain sebagainya. Dan wilayah kami masuk ke dalam zona ring satu,” ujarnya usai mengikuti mediasi dengan PT Chandra Asri.
Ketua Pemuda Kampung Baru ini menegaskan, pihaknya tak segan akan melakukan aksi yang lebih besar bila kesepakatan yang dituangkan dalam notulen itu tidak segera direalisasikan oleh PT Chandra Asri.
“Tapi kalau komitmen yang dibuat Chandra Asri ini tidak sesuai dengan yang disampaikan, saya akan bikin gerakan yang lebih besar. Sekarang saja 1.500 orang, Insha Allah nanti bisa 2.000 sampai 3.000 orang. Secepatnya komitmen itu direalisasikan, makanya massa yang ada sekarang saya bubarkan,” tandasnya. (dev/red)