LEBAK– Seorang santri dari pondok pesantren modern yang berada di Rangkasbitung, diduga telah menjadi korban perundingan (bullying) dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh seniornya. Akibat bullying tersebut korban yang bernama Fitra Gunawan asal Lampung mengalami luka dan mengalami trauma, sehingga memilih kabur dari pondok pesantren.
Andi Gunawan, orang tua korban mengatakan, kejadian bullying hingga adanya kekerasan terhadap anaknya tersebut bukanlah terjadi kali ini saja, tapi ini sudah yang ketiga kalinya.
“Setelah mendengar jika Fitra menjadi korban bullying dan kekerasan, langsung menghubungi pihak pondok pesantren. Tapi pihak ponpes tidak meresponnya,” kata Andi saat ditemui BantenNews.co.id, Senin (23/10/2023).
Ia mengungkapkan, Fitra yang saat itu menelpon dirinya mengatakan bahwa Fitra kabur dari ponpes karena sudah dianiaya oleh seniornya, dan akhirnya ditemukan di depan minimarket oleh saudaranya yang tinggal di Rangkasbitung.
“Setelah datang dari Lampung ke Rangkasbitung, saya pun bertanya kepada Fitra apa yang telah terjadi sambil memeriksa tubuhnya. Betapa kaget begitu dilihat ternyata ada beberapa bekas luka bahkan salah satu kakinya pincang yang diduga bekas diinjak oleh santri senior,” ujarnya.
Ia menjelaskan, melihat kekerasan yang terjadi serius dan sudah berulang kali, dirinya akan melaporkan kasus kekerasan anaknya kepada Polres Lebak. Karena, dari kasus kekerasan pertama hingga kedua kepada anaknya, dia masih sabar dan tidak mau melibatkan siapapun.
“Kekerasan ini kami anggap serius karena pengurus pondok seperti menganggap sepele dan tidak perhatian,” imbuhnya.
Andi menambahkan, untuk menyelesaikan masalah ini, sebetulnya bisa saja jika pimpinan pondok dan para pelaku kekerasan dihadirkan dalam musyawarah. Tapi, pihak pondok tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.
“Karena tidak ada niat baik untuk menyelesaikan masalah ini, kami terpaksa akan melanjutkan laporan ke Polres Lebak,” ucapnya.
Sementara itu, Muslim, pengurus dan penanggung jawab ponpes laki-laki Darunna’im mengakui, terkait adanya kekerasan yang dialami oleh santri Fitra Gunawan oleh santri setempat dan pelaku kekerasan yang berjumlah empat orang sudah dikonfirmasi.
“Kejadian ini terjadi berawal saling ejek antar santri dan ejekan korban dinilai oleh pelaku sudah kelewat batas, sehingga terjadi kekerasan,” kata Muslim.
Untuk itu, kata Muslim, atas nama pimpinan pesantren mohon maaf dan meminta agar masalah ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.
“Kami bukan tidak mau menghadirkan pimpinan pondok, tapi beliau sedang sakit, begitu juga dengan empat pelaku kekerasan tidak bisa saya hadirkan, karena ada peraturannya,” ucapnya. (San/Red).