SERANG – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merayakan Hari Film Nasional dengan menyelenggarakan serangkaian acara menarik pada Jumat, 29 Maret 2024. Acara dimulai dengan pemutaran berbagai film dan diskusi inspiratif seputar peran pemerintah dalam memajukan perfilman Indonesia.
Film “Orderan Janda”, “Bersama Membangun Negeri”, dan “Titip Sendal” menghibur penonton yang hadir. Selain menikmati film, para penonton juga berpartisipasi aktif memberikan apresiasi dan respons dalam sharing session.
Suasana semakin meriah dengan diskusi bertajuk “Peran Pemerintah dalam Sinema Indonesia” yang menghadirkan pembicara utama, yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno.
Diskusi ini juga menghadirkan narasumber kompeten seperti Yoki Yusanto (Dosen Untirta), Ani Nigeriawati (Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri), dan Muhammad Neil El Himam (Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif).
Rektor Untirta Prof. Fatah Sulaiman, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Hari Film Nasional menjadi momentum penting untuk merefleksikan perkembangan perfilman Indonesia dan peran pemerintah dalam mendukung kemajuannya.
Ia menyampaikan Untirta berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri film Indonesia dengan menyelenggarakan kegiatan edukatif dan kreatif seperti ini.
“Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem perfilman yang kondusif, mulai dari regulasi yang mendukung, pendanaan, hingga pengembangan sumber daya manusia,” ujar Rektor Untirta.
Ia berharap Hari Film Nasional dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film Indonesia dan mendorong peran aktif pemerintah dalam mendukung kemajuan industri perfilman nasional.
Sandiaga Uno dalam paparannya menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sineas, dan masyarakat untuk memajukan perfilman Indonesia. Pemerintah terus berupaya memberikan berbagai insentif dan kemudahan bagi para sineas untuk berkarya. Pihaknya juga mendorong perfilman Indonesia untuk menembus pasar internasional.
“Di Banten ini punya potensi yang luar biasa, ada dua tokoh Banten yaitu Syeh Nawawi Al Bantani dan Sultan Ageng Tirtayasa. Semoga anak-anak muda juga bisa menggali untuk membuat film dari tokoh-tokoh di Banten. Kita perlu maksimalkan potensi yang ada di Indonesia untuk mengembangkan film-film cerita budaya dan wisata indonesia. Yang ingin saya sampaikan pada kita semua harus inovasi, kolaborassi dan adaptasi. Dan kita harus gerak cepat, gerak bersama dan gaspol alias garap semua potensi,” ujarnya.
Diskusi yang berlangsung interaktif ini menarik antusiasme para peserta, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Berbagai pertanyaan dan gagasan muncul terkait peran pemerintah dalam memajukan perfilman Indonesia, seperti pengembangan infrastruktur perfilman, akses terhadap pendanaan, dan edukasi bagi para sineas muda. (Dhe/Red)