SERANG – Permasalahan sampah menjadi sektor utama yang menyebabkan 202,54 hektar wilayah Kota Serang menjadi kumuh. Adapun luas wilayah tersebut tersebar di 16 kelurahan, atau sebesar 24 persen dari jumlah kelurahan di Kota Serang.
Askot Infrastruktur Program Kotaku Kota Serang, Bagus Abdi mengatakan dengan angka sebesar tersebut, melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), direncanakan pada tahun 2019 Kota Serang akan bebas dari kumuh.
Selain masalah sampah, indikator kekumuhan di Kota Serang juga di antaranya terlihat dari drainase, sanitasi, infrastruktur jalan dan tata bangunan. “Dari indikator itu, paling besar adalah sampah hampir 100 persen,” ujar Askot Infrastruktur program Kotaku Kota Serang, Bagus Abdi, Rabu (29/8/2018).
Menurutnya, hal tersebut berdasarkan kajian yang sempat dilakukan pada tahun 2015, di mana dari pendataan hasil Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di tiap-tiap kelurahan intervensi program terkait pola pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat.
“Jadi dari pertanyaan yang kami ajukan, masyarakat membuang sampah itu di bawah dari 4 kali, dengan ukuran tersebut maka bisa dikatakan permasalahan sampah masih tinggi dalam menyumbang kekumuhan Kota Serang,” ujarnya.
Adapun dalam program Kotaku ini, untuk permasalahan sampah yang akan diintervensi adalah terkait sistem pengelolaan persampahan di masyarakat. “Kita akan bangun sistemnya, dan ini membutuhkan peran serta dan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah,” ujarnya.
Adapun terkait peserta pelatihan tukang, ke depannya akan digunakan untuk membangun drainase, jalan lingkungan serta sanitasi. Terkait masalah kebersihan dan sampah, Walikota Serang terpilih Syafrudin sempat menyatakan masalah itu menjadi salah satu program 100 hari kepemimpinannya nanti setelah dilantik.
Rencana program kerja 100 hari yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun program-program tersebut ialah menata PKL, meningkatkan kebersihan dan mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Serang.
“Alasan saya memilih tiga program ini dikarenakan, hal tersebut sekarang yang paling dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat langsung dirasakan selama jangka waktu 100 hari nanti,” kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang itu.
Ia mengaku optimis akan dapat menjalankan program 100 hari tersebut.
Adapun terkait sinkronisasi anggaran yang akan mendukungnya, Syafrudin mengaku tidak membuat tim khusus, namun dia mengatakan sudah ada sinkronisasi anggaran tersebut.
Dipilihnya kebersihan, karena menurutnya sangat penting. Kebersihan ini menyangkut kesehatan dan sebagainya. Untuk penanganannya yakni dengan menambah anggaran, armada, dan alat berat. “Kalau kesadaran masyarakat sudah baik, tapi karena tak ada tempat pembuanganya sehingga acak-acakan,” ucapnya. (Dhe/Red)