SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Provinsi mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak panik akan beredarnya informasi yang menggambarkan kondisi pasang air laut atau rob di beberapa titik pantai di Banten. Hal tersebut menurut Kepala Pelaksana BPBD Banten Nana Suryana merupakan fenomena alami yang terjadi berkala.
Nana menyebutkan, di daerah pantura Tangerang dan sekitarnya, rob menjadi fenomena yang kerap terjadi ketika air pasang akibat kondisi bulan. “Seperti di Dadap, Tangerang itu sudah biasa. Memang yang jarang terjadi di daerah Sukaresmi, Pandeglang. Makanya warga sempat mengungsi tapi situasi berangsur normal lagi,” kata Nana kepada BantenNews.co.id, Selasa (7/12/2021).
Fenomena rob kali ini juga diakui Nana terjadi di Kabupaten Serang seperti Pontang dan Anyer. “Memang sesuai prediksi BMKG yah, akan terjadi gelombang tinggi dan nelayan diimbau tidak dulu melaut karena gelombang tinggi tadi,” ujar Nana.
Alat Pendeteksi Tsunami Hilang
Di sisi lain, ia prihatin dengan kondisi ketersediaan alat pendeteksi tsunami di Pasauran yang hilang. Ia menduga ada yang mencuri alat pengirim sinyal tanda bahaya tsunami yang dipasang mengapung di laut tersebut.
“Yang langsung kami pantau langsung ada 3 titik pantau. Di Pasauran, Labuan dan Pamimbang. Kalau ada potensi tsunami, (alat pendeteksi) akan memberitahukan ke kita. Kemarin sempat hilang yang di Pasauran, kalau yang dua (Panimbang dan Labuan) normal. Saya juga nggak paham itu warga untuk apa,” kata Nana.
Ia berharap, selain alat pendeteksi tsunami yang dipasang oleh BMKG, pihak industri di Cilegon dan Tangerang memasang alat yang sama. Hal itu untuk memudahkan deteksi dini tsunami di Banten sebelum terjadi dan mengakibatkan korban jiwa.
“Di perusahaan-perusahaan juga kalau bisa punya (alat pendeteksi tsunami),” ujarnya. (You/Red)
