SERANG – Bank Indonesia Provinsi Banten optimis pertumbuhan ekonomi di Banten akan semakin solid dalam beberapa tahun mendatang.
Hal itu dikatakan dalam forum ekonomi yang digelar oleh Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa menyatakan perekonomian domestik dan regional menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat. Meski demikian, kewaspadaan terhadap tantangan global dan domestik tetap diperlukan.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Banten pada 2025 akan berada di kisaran 4,8-5,6% (YoY), didukung oleh peningkatan konsumsi swasta dan realisasi investasi. Inflasi juga diperkirakan tetap terkendali dalam rentang 2,5+1% berkat sinergi antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Ia menjelaskan disparitas ekonomi di wilayah Banten Selatan diidentifikasi sebagai peluang besar untuk revitalisasi ekonomi. Kemudian sektor-sektor potensial di wilayah ini dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi jika dikembangkan dengan optimal seperti sektor pertanian dan perikanan.
“Dengan lahan pertanian yang luas dan garis pantai panjang, Banten Selatan memiliki keunggulan untuk menjadi pusat agribisnis dan perikanan yang berdaya saing tinggi,” ujarnya, Sabtu (7/12/2024).
Kemudian, lanjut Ameriza, sektor pariwisata, wilayah ini juga memiliki destinasi wisata unggulan seperti Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, Desa Adat Baduy, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Potensi ini diperkuat dengan posisi strategis Banten sebagai penghubung Jawa dan Sumatera serta keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. “Namun, ketersediaan infrastruktur dan aksesibilitas yang memadai menjadi kunci utama untuk menarik wisatawan dan investasi,” ujarnya.
Penjabat Gubernur Banten, Al Muktabar, mengapresiasi kolaborasi Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya forum ekonomi untuk menyusun strategi guna mengatasi tantangan ekonomi, terutama disparitas antara wilayah Banten Utara yang lebih maju dengan Banten Selatan yang masih tertinggal.
Al Muktabar berharap, melalui Forum Ekonomi Banten, dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan (policy brief) yang mendorong pengembangan infrastruktur di wilayah selatan.
“Kita harus memastikan infrastruktur dan aksesibilitas ke Banten Selatan ditingkatkan, sehingga dapat menggerakkan sektor unggulan dan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Kemudian sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan berbagai pihak diharapkan mampu mengubah Banten Selatan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan.
“Dengan langkah ini, revitalisasi ekonomi Banten diharapkan tidak hanya mempersempit kesenjangan antarwilayah, tetapi juga memperkuat daya saing provinsi ini di tingkat nasional dan internasional,” ujarnya.
Penulis : Ade Faturohman
Editor : Usman Temposo