Beranda Gaya Hidup Resolusi Akhir Tahun, Finansial Kuat dan Waspada Bahaya Pinjol 

Resolusi Akhir Tahun, Finansial Kuat dan Waspada Bahaya Pinjol 

Ilustrasi - foto istimewa kumparan.com

SERANG – Beberapa bulan lalu, beredar kabar tentang sejumlah fresh graduate kesulitan mencari pekerjaan akibat menunggak pinjaman di paylater. Kondisi finansial para fresh graduate ini diketahui tidak dalam keadaan baik oleh perusahaan tempat mereka melamar karena skor kreditnya rendah di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Siapa sangka, status tagihan atau keuangan pelamar kerja kini menjadi bahan pertimbangan banyak perusahaan.

Maraknya platform belanja daring yang menawarkan pembayaran dengan mencicil atau dikenal dengan paylater serta platform pinjam uang  cepat dan mudah yang dikenal dengan pinjol, telah membuat sebagian milenial menjadikannya solusi untuk membeli barang atau mendapat dana segar.

Kemudahan yang ditawarkan paylater dan pinjol membuat para milenial terlena dan tidak berpikir panjang bahwa menunda pembayaran memang mudah, tetapi melakukan kewajiban membayar sangat sulit jika saat jatuh tempo pembayaran belum memiliki dana. Pada akhirnya, ketidakpatuhan membayar utang membuat kondisi keuangan menjadi rumit dan ternyata bisa berujung pada kesulitan mencari kerja.

Bermula dari rasa penasaran karena paylater sedang populer, tergiur besaran uang yang mudah didapat, bisa dapat pinjaman cepat saat kebutuhan mendesak, dan fenomena FOMO [fear of missing out], yakni ketakutan tertinggal momen di ranah daring dan khawatir tidak dapat memanfaatkan kesempatan terbaik menurut media sosial. Paylater dan Pinjol yang tadinya dikira sebagai solusi keuangan malah telah menimbulkan keresahan karena sudah ditandai oleh penagih utang dan banyak yang mendapat ancaman dan teror.

Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence Fandi Murdani mengingatkan para milenial agar membatasi belanja dan disiplin menjalankan perencanaan keuangan agar tidak terjebak dalam budaya konsumtif dan demi stabilitas keuangan. Ia juga menyarankan agar masyarakat menghindari paylater dan pinjol. Namun, jika merasa perlu menggunakannya, cek dulu kekuatan finansial apakah saat jatuh tempo akan mampu membayar cicilan dan ketahui dulu cara kerjanya

“Buatlah perencanaan keuangan dengan detail dan berjangka. Catat semua pemasukan, rencana pengeluaran hingga merekap realisasi pengeluaran. Pencatatan dapat dilakukan harian, mingguan dan bulanan. Dengan cara ini, Anda bisa melakukan evaluasi apakah sudah berhemat atau boros. Anda pun dapat memperkirakan kecukupan dana dalam jangka pendek sehingga cukup dana untuk mempersiapkan masa depan karena pengeluaran saat ini mampu Anda biayai dari pendapatan bukan dengan berutang,” sebut Fandi, Minggu (3/12/2023).

Ini tips dari Fandi untuk menjadikan finansial sehat sebagai resolusi akhir tahun sehingga tahun 2024, milenial Indonesia memiliki ketahanan finansial :

Cicilan bukan hanya pokok tapi ada bunga dan denda

Mengendalikan keinginan belanja sangat penting. Jika ingin membeli sesuatu yang bukan kebutuhan pokok, pertimbangkan peruntukan barang tersebut apakah sangat penting, bisa ditunda, atau tidak harus dibeli. Jika harus dipenuhi apakah tersedia dana?

“Jika Anda memaksakan diri harus belanja dengan cara bayar belakangan atau dengan pinjaman. Apalagi, jika saat ini masih ada pinjaman berjalan yang belum lunas maka ingatlah ada bunga yang nanti harus dibayar dan denda jika tidak dibayar tepat waktu. Jika membayar tagihan dengan jumlah minimum, berarti beban utang dan bunga pada bulan berikutnya akan bertambah. Memaksakan diri belanja dan mencicil dapat membuat keuangan tidak stabil dan sudah pasti rencana masa depan akan terganggu,” sebut Fandi.

Apakah sebutuh itu harus menggunakan paylater?

Fandi mengingatkan para milenial agar berhati-hati saat tidak memiliki uang tunai karena bisa saja ada kecenderungan memanfaatkan paylater. Pikirkan dahulu apakah sudah begitu darurat sehingga belanja tidak dapat ditunda? Apakah harus dipenuhi dengan paylater?

“Ketika perencanaan keuangan berada di antara kepungan janji manis paylater maka ingat kembali resolusi akhir tahun Anda yang ingin menguatkan finansial. Dengan demikian, menjalankan perencanaan keuangan bukan lagi  pilihan antara penting atau tidak penting;  apakah perlu atau tidak perlu dijalankan. Sebaliknya, sudah menjadi keharusan dan sangat penting. Komitmen ini akan membantu Anda terhindar dari perilaku belanja impulsif, kebocoran tabungan, dan lebih mudah menjalankan resolusi tahun baru,” sebut Fandi.

Pahami skema pembayaran

Sebelum meminjam, pahami skema pelunasannya  termasuk biaya apa saja yang tercantum dalam kontrak pinjaman.Saat akan mengajukan pinjaman ketahui juga berapa jumlah cicilan beserta bunganya, berapa lama masa mencicil, berapa denda yang dikenakan jika menunggak atau jika melakukan pelunasan lebih cepat. Penyedia layanan paylater dan pinjol memiliki skema pembayaran yang berbeda dan akan memberlakukan denda jika peminjam terlambat membayar tagihan.

Waspada risiko peretasan data dan rekening

Paylater memanfaatkan kemajuan teknologi digital hingga bisa ditemukan dengan mudah oleh semua orang saat membuka aplikasi media sosial. Berhati-hatilah dengan tawaran menarik melalui pesan dan gambar, teliti sebelum klik atau membagikan link. Hati-hati juga membagikan foto, share lokasi dan data pribadi karena penipuan pada era digital semakin masif termasuk tawaran paylater dan pinjol yang semakin menjamur.

“Pinjaman paylater termasuk dalam transaksi digital sehingga rentan mengalami risiko peretasan atau hacking. Jangan berbagi info akun paylater, sandi pengaman (password), dan kode OTP (One Time Password). Cek  rekening secara berkala guna mendeteksi jika ada transaksi yang mencurigakan. Jangan lupa rutin mengganti kata sandi dan segera sign out akun dari aplikasi setelah menyelesaikan transaksi,” sebut Fandi

Sudah mau 2024 masa belum punya asuransi?

Selain perencanaan keuangan dan menghindari paylater, Fandi juga menyarankan untuk mengamankan finansial melalui asuransi jiwa dan kesehatan.

“Memasuki tahun baru 2024 sangat baik jika membuat resolusi. Terlebih tahun mendatang banyak tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia maupun global. Para milenial dan keluarga Indonesia perlu menjaga likuiditas keuangan  dengan melakukan mitigasi finansial melalui diversifikasi investasi, meningkatkan dana darurat, dan melengkapi anggota keluarga dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan,” imbuh  Fandi.

Penting juga diketahui bahwa selama masa pelunasan cicilan, ada kemungkinan serangan sakit atau meninggal dunia. Pada situasi seperti ini, berisiko mengganggu finansial, juga kesehatan jiwa dan mental serta menyengsarakan keluarga. Dengan memiliki asuransi jiwa dan kesehatan maka kewajiban membayar utang tidak terganggu sebab biaya perawatan medis dapat dibayar melalui asuransi kesehatan selama sesuai ketentuan polis atau jika terjadi risiko meninggal dunia terdapat  Uang Pertanggungan dari asuransi jiwa untuk melunasi utang dan menolong biaya hidup keluarga.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News