KAB. SERANG – Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Serang dipenuhi nuansa politik kekeluargaan dan relasi kuasa antar kandidat.
Aktivis HAM Haris Azhar menilai, kekuatan politik yang saling berhubungan dalam lingkar keluarga berpotensi mempengaruhi jalannya pemilihan dan penyalahgunaan wewenang.
Haris menyebutkan bahwa dalam kontestasi ini, dua pasangan calon yang bersaing memiliki kedekatan dengan pejabat strategis di daerah maupun pusat.
Diketahui, Andika Hazrumy, Paslon nomor urut 01 yang di dampingi wakilnya Nanang Supriatna, salah satu kandidat yang merupakan keponakan dari politis Golkar Banten, Ratu Tatu Chasanah, yang juga menjabat sebagai Bupati Serang saat ini.
Sementara itu, Ratu Rachmatuzakiyah bersama Najib Hamas yang berada pada nomor urut 02 Paslon Bupati dan wakil Bupati Serang, juga turut bertarung, Ratu Rachmatuzakiyah merupakan istri dari Yandri Susanto, seorang instrumen negara dalam kabinet Prabowo.
“Andika ini ponakan (Bupati Serang), Ratu Rachmatuzakiyah adalah istri Yandri, dua-duanya ada relasi keluarga, tapi yang faktual dinyatakan ada keterlibatan ya Yandri,” ungkap Haris kepada BantenNews.co.id, Selasa (15/4/2025) malam.
Lebih lanjut Haris menuturkan, ia menyoroti keterlibatan kekuatan politik berbasis keluarga ini membuat peta kekuasaan di Kabupaten Serang menjadi sangat kompleks. Menurutnya, relasi ini akan menjadi pertarungan kuasa, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Karena ini menarik Banten (Kabupaten Serang) dua-duanya (Paslon) punya relasi kuasa, tapi ada pertarungan berikutnya. Siapa dalam praktik politik yang lebih berkuasa,” tegasnya.
Ia menambahkan, kekuasaan yang dimiliki para pejabat ini bukan hanya di lingkungan pemerintahan daerah, tapi juga merambah ke tingkat pusat. Terlebih, kata Haris, posisi Bupati yang memiliki relasi dengan kepala desa serta Yandri yang menjabat di kementerian desa, sama-sama dapat membuka akses secara mandiri ke setiap desa.
“Meskipun Bupati mempunyai relasi kuasa dengan kepala desa, Menteri pun ini bukan Menteri luar negeri, menteri urusan desa juga. Dekat banget dua-duanya, tapi yang satu gunakan politik nasional, jadi yang punya potensi satu lagi ini tergusur dan ga bisa bermain,” beber Haris.
Dalam kesempatan itu, Haris juga mendesak agar Yandri Susanto segera mengundurkan diri demi menjaga integritas PSU dan kredibilitas Prabowo Subianto yang turut terseret dalam isu ini.
“Masih ada waktu itungan hari menjelang PSU, sebaiknya Yandri mengundurkan diri, kalo dia (Yandri Susanto) tidak mengundurkan diri kami juga sudah daftar gugatan kepada presiden untuk presiden memecat Yandri,” ujarnya.
Lebih jauh, Haris pun menegaskan bahwa siapapun yang memiliki kekuasaan dalam proses pemilu berpotensi menyalahgunakan wewenang, sehingga pengawasan harus dilakukan terhadap semua pihak, termasuk Bupati Serang.
“(Dalam PSU) Siapapun yang memiliki kekuasaan berpotensi untuk menyalahgunakan kewenangan, jadi bukan hanya Yandri, seperti Bupati Serang sekarang (Ratu Tatu Chasanah), ada potensi juga, artinya kalo kita ngomong Yandri artinya semua pejabat,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti ini, Haris enggan memikirkan lebih jauh siapa yang akan menduduki kursi kekuasaan kabupaten Serang, ia hanya mengungkapkan kursi kekuasaan tersebut harus di peroleh dengan cara yang baik dan tak terganggu intervensi kekuasaan.
“Saya ga pusing siapa yang menang, tapi siapapun yang menang harus dengan cara yang baik, pun diluar kontestasi ini orang-orang yang berkuasa jangan ganggu,” tandasnya.
Penulis: Rasyid
Editor: TB Ahmad Fauzi