CILEGON – Massa mahasiswa yang tergabung pada Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Cilegon, Kamis (25/4/2019) sekira pukul 15.00 WIB. Dalam aksinya mahasiswa mengkritisi pemerintah setempat jelang momen puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 pada 27 April mendatang.
Mahasiswa menilai Cilegon yang memasuki usia remaja, program pemerintah yang dijalankan belum berpihak kepada masyarakat. Selain itu, Pemkot Cilegon juga masih terjerat kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah.
Dalam aksi unjuk rasa yang dikawal pihak kepolisian itu, mahasiswa juga memberikan kado peti mati untuk perayaan hari jadi daerah sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah setempat.
Ketua IMC, Rizki Sandika mengatakan program Pemkot Cilegon yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 belum menyentuh masyarakat.
Bahkan mega proyek yang dicanangkan banyak yang mengkrak di antaranya Pelabuhan Warnasari, Sport Center, Jalan Lingkar Utara (JLU) dan banyak program lainnya.
“Ini menandakan Pemkot Cilegon dalam melakukan perencanaan tidak matang. Sehingga menambah deretan bobroknya perencanaan pembangunan di Kota Cilegon,” ujarnya di sela aksi unjuk rasa.
Dikatakan, sebetulnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon terbilang tinggi yakni mencapai Rp1,8 triliun lebih. Namun demikian hingga usianya yang menginjak ke 20 tahun seakan program yang benar-benar menyentuh masyarakat sangat minim. “Sehingga kemiskinan di Cilegon belum bisa dientaskan,” ucapnya.
Sebagai daerah industri, kata dia, Pemkot Cilegon juga belum bisa memaksimalkan dalam penyerapan tenaga kerja. Sehingga pengangguran di Cilegon tinggi.
“Selain itu industri di Cilegon juga banyak membawa masalah seperti polusi udara yang mengganggu masyarakat. Namun perusahaan juga tidak memiliki AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan). Ini jelas membahayakan masyarakat,” ucapnya.
Begitu juga dengan sarana publik seperti kesehatan dan pendidikan, dia menilai masih banyak masalah yang dirasakan masyarakat. “Terutama pada pelayanan pasien BPJS Kesehatan yang selalu terkesan lambat dan kurang mendapatkan perhatian serta terabaikan,” ucapnya.
Dia menyatakan mahasiswa juga merasa kecewa. Sebab, hingga usia Cilegon ke 20 tahun Kota Cilegon belum terbebas dari kasus korupsi. “Kasus korupsi di Cilegon melibatkan kepala daerah. Bahkan pihak BUMN juga tersangkut korupsi. Kami berharap ke depan Cilegon bersih dari korupsi,” ucapnya.
Sayangnya, aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut sepihak dan tidak mendapatkan respon dari pejabat Pemkot Cilegon yang menemuinya. (Man/Red)