Beranda Peristiwa Ratusan IRT dan Karyawan di Banten Jadi Korban Penipuan Skema Ponzi Berkedok...

Ratusan IRT dan Karyawan di Banten Jadi Korban Penipuan Skema Ponzi Berkedok Aplikasi, Kerugian Capai Miliaran

Ilustrasi penipuan lewat gadget. (IST)

SERANG – Ratusan Ibu Rumah Tangga (IRT) hingga karyawati di Kota dan Kabupaten Serang serta Kabupaten Tangerang, Banten diduga menjadi korban penipuan skema ponzi berkedok aplikasi e-commerce bernama Jombingo. Hingga saat ini mereka tidak bisa menarik uang yang telah didepositkan.

Korban Jombingo tidak hanya berasal dari Provinsi Banten namun juga tersebar di DKI Jakarta dan wilayah lainnya. Aplikasi Jombingo digadang-gadang sebagai terobosan baru untuk mendukung perkembangan UMKM yang ada di Indonesia.

Bahkan saat peluncuran fitur Jombingo Mall juga dihadiri dan mendapatkan dukungan dari Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPUKM) Pemprov DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo.

Keganduhan mulai terjadi ketika banyak korban yang merasa janggal lantaran tidak bisa menarik uang yang telah didepositkan di aplikasi sejak 18 Juni 2023. Kegelisahan itu sempat diredam oleh petinggi-petinggi Jombingo. Para petinggi memberikan klarifikasi melalui pesan WhatsApp kepada salah satu admin Jombingo jika saat itu sedang terjadi maintenance pada aplikasi.

Salah satu IRT asal Ciracas, Kota Serang, Mawar–bukan namanya sebenarnya– menjadi korban aplikasi Jombingo. Ia tidak bisa menarik uangnya yang saat ini berada di aplikasi sebesar Rp40 juta. Mulanya ia melakukan deposit dengan nominal Rp500 ribu dan berbelanja barang-barang murah yang ditawarkan hingga mendapat komisi atau konsiyasi.

“Saya tergiur karena dikasih tau teman main aplikasi ini bisa dapat uang dengan gampang dan belanja kebutuhan rumah murah. Waktu itu ikut Rp500 ribu terus belanja grup dapat beras, minyak. Barangnya datang dan saya juga dapat konsiyasi,” katanya kepada BantenNews.co.id, Senin (26/6/2023).

Mawar menjelaskan aplikasi Jombingo berbeda dengan e-commerce lainnya. Lewat Jombingo, para pelanggan bisa membeli produk berupa sembako hingga barang elektronik dengan harga lebih murah dari pasaran. Tidak cuma itu, mereka juga bisa berbelanja grup dengan mengundang anggota baru ke aplikasi lalu mendapatkan keuntungan yang dinamakan konsiyasi.

“Iya ngundang orang baru yang belum pernah main Jombingo ke dalam grup biar bisa beli barang yang dimau. Belanja grup itu gini, di situ lagi ada jual minyak goreng yang 2 liter dapat 3 plastik cuma Rp20 ribu tapi syaratnya harus ngajak dua anggota baru lainnya baru nanti diundi gitu tuh di aplikasinya siapa yang menang. Kalau yang kalah uangnya kembali dengan ada bonus Rp1000, nanti yang dapat minyak tapi itu minyak juga nggak harus dikirim ke tempat kita bisa kok yang mana uang yang menang bisa kembali dengan konsiyasi lebih besar,” jelas Mawar.

Baca Juga :  Polisi Temukan Tanda Kekerasan Pada Jasad Bayi yang Ditemukan di Serang

Aplikasi Jombingo dikembangkan oleh PT Bingboy Digital Kreasi1. Berbeda dari e-commerce lainnya, Jombingo memberikan penawaran yang membuat orang tergiur dengan menjual dan memberikan komisi atau konsiyasi jika membeli produk-produk yang dijual.

Cara kerja Jombingo berbeda dari aplikasi e-commerce kebanyakan, para pelanggan bisa berbelanja grup dengan mengajak anggota baru. Setelah para pembeli memilih untuk membeli barang yang diinginkan, nantinya akan diberikan opsi untuk memilih melakukan pengiriman barang atau bermain konsiyasi.

Jika memilih konsiyasi, maka barang tidak dikirimkan dan pembeli akan mendapatkan uangnya kembali ditambah konsiyasi dalam waktu 3-4 hari. Sedangkan jika lebih memilih mendapat barang, barang tersebut akan dikirimkan dan produk pun nyata bukan fiktif.

Mawar menuturkan, dirinya ketagihan Jombingo karena keuntungan dari bermain konsinyasi yang lumayan. Dari memasukkan deposit nominal kecil, ia lalu memasukan nominal sampai Rp30 juta agar mendapatkan komisi yang lebih banyak. Selain itu dengan merekrut member baru lainnya, dirinya bisa menjadi manager atau admin.

“Saya masukin terakhir Rp30 juta dan keuntungan dari konsiyasi di aplikasi sampai sekarang itu ada Rp10 jutaan. Jadi saya total rugi Rp40 jutaan, itu nggak bisa ditarik dari tanggal 22 Juni sampai sekarang. Saya sempat ditawarkan jadi karyawan atau manager sana setelah merekrut beberapa anggota baru, tapi saya nggak mau,” kata Mawar.

Dia menyebutkan kejanggalan aplikasi ini juga mencuat usai Roy Sakti, salah satu pengguna Tiktok membeberkan fakta-fakta mengenai kecurigaan terhadap Jombingo. Tak lama dari kericuhan itu, Jombingo mengeluarkan pengumuman jika Presiden Jombingo untuk Asia Pasifik, Martin James mengundurkan diri pada 17 Juni 2023.

Pengunduran Martin membuat para anggota menjadi gelisah dan buru-buru menarik uang. Namun, beberapa uang milik anggota tidak bisa langsung dicairkan. Normalnya penarikan bisa dilakukan dan uang masuk ke rekening masing-masing satu hari setelah dicairkan.

Selang sehari tepatnya 18 Juni 2023, Jombingo justru mengeluarkan pengumuman event 618 dengan sejumlah penawaran yang membuat anggota mengurungkan niatnya menarik uang. Kegelisahan anggota mulai muncul lagi, ketika mereka gagal menarik uang pada waktu acara.

“Iya saya itu sempat narik ya, tapi statusnya ditolak terus sama aplikasi, biasanya enggak kayak gitu. Sempat juga berjalan normal pas WD (withdrawal atau penarikan-red) makanya banyak anggota yang tetap nggak tarik duit terus ikut event 618 itu,” ucap Mawar.

Baca Juga :  Tanjung Lesung - Sumur Terisolir Pasca Tsunami

Hal serupa juga dirasakan oleh BA (29), salah satu warga di Kota Serang yang termakan dengan iming-iming aplikasi Jombingo hingga mengalami kerugian Rp60 juta. Dia mengungkapkan alasan yang sama dengan Mawar mengapa dirinya tergabung dalam Jombingo.

BA mengenal aplikasi Jombingo melalui status media sosial dari seorang teman. Di unggahan itu, temannya memamerkan barang-barang yang dijual di Jombingo dengan harga yang tak masuk akal namun produk itu benar didapatkannya.

“Akhirnya mutusin buat ikutan juga, sebelum ikutan udah dikasih tahu juga kalau ikutan belanja ini enggak ada ruginya. Kalau menang dapat barang, kalau kalah uang kembali,” kata BA.

Pertama kali bergabung, BA memasukan modal Rp50 ribu dan mendapatkan keuntungan dari konsiyasi senilai Rp4ribu. Dia juga bergabung ke dalam grup di WhatsApp yang berisikan manajer pemasaran, para petinggi dan anggota lainnya.

Dengan kehadiran manajer hingga petinggi Jombingo, BA pun akhirnya percaya bahwa Jombingo bukan aplikasi berkedok penipuan. Dia yang merasa tak puas mendapatkan keuntungan yang sedikit, akhirnya kembali mendepositkan uang hingga puluhan juta untuk meraup keuntungan yang lebih banyak.

“Cair setelah 4 hari kemudian, karena greget keuntungan enggak banyak, nekat tambah modal sampai jutaan, dapat juga bonus ratusan ribu, tambah lagi modal sampai puluhan juta dapat bonus jutaan,” tuturnya.

BA semakin diyakinkan dengan Jombingo saat perusahaan tersebut membuat acara besar berupa peluncuran fitur Jombingo Mall di Sharing-La Hotel, Jakarta pada 26 Maret 2023 lalu. Dalam acara itu selain dihadiri para petinggi Jombingo juga dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPUKM) Pemprov DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo. Terlebih saat itu Jombingo juga menampilkan surat kelegalitasan usaha milik mereka.

“Mereka undang pejabat pemerintah, artis, presidr Jombingo dan petinggi lainnya. Masuk berita nasional, punya legalitas, NIB, NPWP, aplikasi ada di Playstore, suka bagi-bagi bantuan ke yayasan, warga sekitar dan punya kantor juga di Jakarta. Ini yang bikin banyak orang percaya banget satunya gue,” kata BA.

Dia tidak menampik selama di Jombingo dari bermain konsiyasi memang menguntungkan. Terlebih BA juga sempat ditawarkan menjadi karyawan dengan diimingi berbagai keuntungan seperti gaji jika berhasil merekrut lebih banyak orang untuk bergabung.

“Siapa sangka ternyata 18 Juni penarikan mulai macet, tapi diprosesin jadi tetap ada akun yang cair walaupun enggak tahu itu yang cair orang biasa atau orang dalam yang tahu kalau umur JB (Jombingo-red) selesai mulai tanggal 18 Juni,” ujar BA.

Baca Juga :  Sempat Level Awas, Bendungan Pamarayan Kembali Normal

“18, 19, 20, 21 Juni masih ada yang cair walaupun enggak rata, tapi semua tetap disuruh tenang karena salah satu petingginya yang biasa disebut Mister Siregah Koh klarifikasi kalau semua akan diurus secara bertahap. Semenjak tanggal 21 itu pada panik karena ada yang cair ada yang enggak, jadi udah pada bertanya-tanya ini ada apa,” tambah BA.

Di samping kegaduhan yang terjadi, Jombingo membuat berbagai upaya untuk mempertahankan para anggota agar terus melakukan memasukkan uang dan berbelanja di aplikasi berwarna merah tersebut. Direktur Jombingo, Siregar Koh dan manajernya yang bernama Jenny serta satu asisten lainnya justru membuat klarifikasi dan meluncurkan penggalangan dana yang totalnya Rp7 triliun.

Program itu memiliki beberapa syarat yakni para anggota yang menginginkan uangnya cair harus terlebih dahulu menyetorkan 10 persen dari jumlah uang yang ada di akunnya.

“Tapi anehnya, di grup itu ditutup jadi harus japri kalau mau transfer biar cair. Ada yang ngikutin syarat itu dan benar berhasil, jadi itu kayak pancingan tapi enggak tahu nantinya di korban yang keberapa bakalan cair. Ternyata benar ada yang coba transfer dan benar-benar enggak cair, dari situ pada sadar fix ini penipuan,” tutur BA.

BA menyebutkan korban Jombingo tidak hanya berada di Provinsi Banten namun hampir di seluruh daerah di Indonesia yang totalnya mencapai sekitar 1,4 juta pengguna. Jombingo juga memiliki kantor di DKI Jakarta dan Bandung yang baru saja diresmikan pada Juni 2023.

“Target mereka tadinya 10 juta pengguna makanya buka banyak kantor cabang salah satunya di Bandung yang diresmikan bulan Juni. Kalau jumlah anggota aktif di Serang sih pasti lebih dari 100 orang,” katanya.

Korban Jombingo di Provinsi Banten juga tak sedikit yang berasal dari karyawati perusahaan sepatu di Kabupaten Serang. Saat ini para ratusan korban sudah bersepakat untuk melaporkan penipuan skema ponzi tersebut ke kepolisian.

Wartawan BantenNews.co.id juga mencoba mencari aplikasi Jombingo di Google Playstore, akan tetapi aplikasi tersebut sudah tidak ada sedangkan masih tersedia di AppStore. Namun saat menginstal melalui AppStore dan menjalankannya, aplikasi itu hanya menampilkan tanda loading dan tidak bisa diakses. (Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News