SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat lebih dari 70 ribu masyarakat Banten mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Obesitas sensiei menjadi bagian salah satu faktor risiko penyakit mematikan.
Kata Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit mematikan dikarenakan obesitas.
“Salah satu faktor risiko membawa malapetaka ke depan. Dengan berat badan berlebihan akan menimbulkan kolesterol tinggi yang akan menjurus ke (penyakit) jantung dan stroke. Selain itu obesitas juga mengganggu metabolisme tubuh yang akan mengakibatkan (penyakit) diabetes,” kata Ati, Selasa (1/8/2023).
Ati mengaku, pihaknya berupaya menurunkan angka obesitas di Banten, salah satunya memberi edukasi kepada ibu dalam pola asuh anak.
“Bagaimana pola asuh anak dari kecil. Banyak ibu-ibu bangga anaknya gemuk, lucu,dan itu dianggap berhasil mengasuh anak, berbeda dengan anak yang kurus itu artinya pola asuhnya gagal. Padahal mereka tidak tahu, lucu (gemuk) tapi memupuk penyakit sejak kecil,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut Ati, melalui program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) semua institusi diajak untuk mengubah pola hidup menjadi sehat.
“Bagaimana melakukan aktivitas fisik, mengurangi pakai gawai. Dulu anak-anak itu senangnya lari, main layangan, sekarang lebih senang gerakkin jempol. Begitu pula pada dunia kerja harus diubah,” katanya.
“Lalu asupan gizi harus seimbang bukan berlebihan. Diharapkan anak-anak bisa tumbuh ke atas bukan ke samping,” sambungnya.
Menurut Ati, dalam menurunkan berat badan cukup melakukan diet dengan gizi seimbang.
“Obesitas itu (memang) belum penyakit, tapi memupuk penyakit. Ngga perlu obat pelangsing (untuk turunkan berat badan) cukup aktivitas dengan gizi seimbang,” ujarnya.
(Mir/Red)