PANDEGLANG – Puluhan desa yang di Kabupaten Pandeglang mengalami krisis air bersih dalam dua bulan terakhir. Hal itu diakibatkan dari musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Banten.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang pertanggal 13 Oktober 2024, setidaknya terdapat 59 desa yang tersebar di 16 kecamatan kekurangan air bersih.
Sedangkan 16 kecamatan yang mengalami krisis air bersih di antaranya Kecamatan Sindangresmi, Angsana, Panimbang, Sukaresmi, Munjul, Cibaliung, Patia, Sobang, Picung, Kaduhejo, Cigeulis, Cikeusik, Cadasari, Banjar, Cibitung dan Labuan.
Sekretaris BPBDPK Kabupaten Pandeglang, Nana Mulyana mengatakan dari 176 kampung yang membutuhkan air bersih, pihaknya baru bisa mendistribusikan sebanyak 856.000 liter. Hal itu lantaran kebutuhan setiap daerah berbeda-beda dan jumlah armada pengangkut air bersih yang terbatas.
“Kalau jumlah kecamatan ada perubahan tapi tidak terlalu signifikan tapi jumlah kampung yang terus bertambah, karena 1 desa itu kampungnya banyak, ya misalkan 1 desa 10 kampung nah 10 kampung ini yang dikirim air bersih,” kata pria yang akrab disapa Abah ini, Selasa (15/10/2024).
Abah mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir, jumlah pemohon bantuan air bersih mengalami kenaikan. “Ada peningkatan wilayah yang kekurangan air bersih,” ungkapnya.
Ia juga mengaku jika saat ini BPBDPK Pandeglang terus konsentrasi mengirimkan air bersih untuk warga di Kecamatan Cikeusik.
“Sekarang kami lagi konsentrasi pengiriman air ke Kecamatan Cikeusik. (Data) sementara ini baru 16 kecamatan yang didistribusikan air bersih,” ucapnya.
Ia menjelaskan, meski di beberapa wilayah di Kabupaten Pandeglang sudah mulai turun hujan, namun belum merata. Hal itu juga mengakibatkam beberaba daerah mengalami krisis air bersih.
“Mungkin karena hujan yang belum merata makanya ada beberapa kecamatan di wilayah perkotaan yang membutuhkan air bersih. Kemungkinan jumlah wilayah yang kekeringan masih bisa bertambah,” ujarnya.
(Med/Red)