CILEGON – Maraknya tumpukan sampah plastik di sejumlah wilayah Kota Cilegon hingga di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) menjadi salah satu alasan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) dalam pemaparannya memperkenalkan teknologi pemanfaatan limbah tersebut dalam aspal kepada pemerintah daerah.
Pabrik petrokimia tersebut memaparkan, limbah plastik dengan berbagai varian yang menambah volume sampah dan mengganggu estetika kota itu sesungguhnya mampu dimanfaatkan dengan cara didaur ulang sebagai bahan campuran ke aspal yang selama ini digunakan sebagai material utama pembuatan jalan. Dengan bahan campuran hasil olahan limbah plastik yang dipilah itu, kekuatan dan daya tahan aspal diyakini akan semakin baik.
“Sementara kan penelitian masih terus berjalan, kalau menurut PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) kira-kira 40 persen (aspal) bisa lebih kuat dan lebih tahan dari yang konvensional. Tapi kita akan lihat dulu, 40 persen itu apakah untuk konstruksi baru atau untuk relaying, seperti pelapisan kembali,” Vice President Corporate Relation PT CAP, Suhat Miyarso usai Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemkot Cilegon dan PT CAP, Tbk tentang Pengelolaan Limbah Plastik Untuk Bahan Campuran Aspal di Aula Setda II Pemkot Cilegon, Kamis (14/2/2019).
Infrastruktur jalan di Kota Cilegon, terang Suhat, akan menjadi pilot project dari tujuh daerah lainnya untuk pemanfaatan olahan limbah yang sudah dilakukan di India tersebut. Material olahan limbah plastik itu selanjutnya akan disiapkan oleh PT CAP dan dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
“Material olahan limbah plastik ini mampu mengefisiensi aspal antara 4 sampai 6 persen. Jadi pada saat aspal dipanaskan, terus dicampur dengan agregat, lalu ditambahin plastik itu. Daya tahan aspal itu nantinya lebih tahan cuaca, karena dengan campuran itu maka pori-porinya makin sedikit dan tahan dari air. Karena nanti aspalnya lebih awet sehingga biaya maintenance-nya pun akan turun,” terangnya didampingi Senior Manager CSR PT CAP, Abraham Sinatrawan.
Sementara itu Plt Walikota Cilegon, Edi Ariadi mengapresiasi pengembangan teknologi yang dapat berdampak pada efisiensi anggaran daerah tersebut. Terlebih, teknologi itu nantinya sekaligus akan berimbas pula pada ‘Cilegon Asri’ salah satu agenda RPJMD Kota Cilegon dalam pengentasan persoalan sampah.
“Saat ini masalah sampah itu tidak hanya menjadi isu nasional saja, bahkan sudah jadi perhatian internasional. Nah dengan adanya teknologi campuran olahan limbah ke aspal ini, jelas akan menambah efisiensi kita. Tapi harus ada syaratnya juga, drainase harus benar juga. Jangan sampai teknologi kita gunakan, tapi kiri kanan jalan (drainase) tidak kita perbaiki,” ujar Edi dalam sambutannya.
Edi berharap, dari kerja sama itu bisa disikapi secara baik oleh seluruh Kepala OPD di lingkungan kerja Pemkot Cilegon yang hadir dalam ruangan saat itu. Tugas pokok fungsi OPD yang bersinggungan langsung dengan rencana tersebut menurutnya harus dapat lebih ditingkatkan agar hasil dari kesepakatan dengan PT CAP dapat lebih optimal.
“Yang jelas Kota Cilegon juga ingin seperti daerah yang lainnya juga yang sudah menggunakan teknologi plastik ini. Satu kilometer itu membutuhkan dua juta lembar (olahan limbah plastik). Memang kita punya program pengaspalan jalan, kalau itu 10 kilometer, kebutuhan bisa atau tidak (terpenuhi) itu saya serahkan ke Chandra Asri,” tandasnya. (Advertorial)